Belajar dari Hidroksiklorokuin, Ahli Tegaskan Hati-Hati Soal Deksametason

Kamis, 18 Juni 2020 | 14:48 WIB
Belajar dari Hidroksiklorokuin, Ahli Tegaskan Hati-Hati Soal Deksametason
Dexamethasone alias deksametason disebut bermanfaat bagi pasien Covid-19. (Shutterstock)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Deksametason, obat yang disebut bisa meringankan Covid-19 cukup menarik perhatian. Sebab obat ini terhitumg umum tersedia secara luas dan berbiaya rendah.

Tetapi beberapa ahli kesehatan memperingatkan masyarakat untuk menafsirkan hasil penelitian mengenai deksametason dengan hati-hati.

Melansir dari Time, peringatan itu datang mengingat skandal baru-baru ini tentang hidroksilorokuin yang membuat dua jurnal medis terkemuka, The Lancet dan New England Journal of Medicine harus menarik kembali studi profil tinggi tentang perawatan potensi Covid- 19.

"Ini akan menjadi berita besar jika deksametason, steroid murah benar-benar mengurangi kematian sebanyak 1/3 pada pasien berventilator dengan Covid-19," tulis ahli bedah dan penulis berpengaruh Dr. Atul Gawande di Twitter pada Selasa (16/5/2020).

Baca Juga: Berfoto di Candi Arjuna Dieng, Ganjar Pranowo: Sabar Ya, Biar Ditata Dulu

"Tetapi setelah semua retraksi dan kita melihat yang terjadi sebelumnya, maka tidak dibenarkan untuk menggembar-gemborkan hasil studi dengan siaran pers tanpa rilis makalahnya," tambahnya.

Sebelumnya, para peneliti yang bekerja pada uji RECOVERY berbasis di Inggris mengumumkan bahwa deksametason meningkatkan peluang pasien untuk bertahan hidup dengan Covid-19 yang parah.

Selama penelitian, sekitar 2.100 pasien Covid-19 diobati dengan deksametason selama 10 hari. Pasien dengan ventilasi mekanik yang diberikan deksametason 35 persen lebih kecil kemungkinannya meninggal dibandingkan dengan pasien yang menggunakan ventilator yang tidak mendapatkan perawatan.

Dexamethasone disebut manjur untuk pasien Covid-19 yang parah, bukan untuk yang bergejala ringan. [Shutterstock]
Dexamethasone disebut manjur untuk pasien Covid-19 yang parah, bukan untuk yang bergejala ringan. [Shutterstock]

Sementara pasien yang tidak memerlukan bantuan pernapasan tidak melihat perbaikan setelah menggunakan steroid tersebut.

Temuan tersebut adalah temuan yang menjanjikan dan masuk akal bahwa obat anti-inflamasi akan efektif melawan penyakit yang memicu peradangan berlebih di dalam tubuh seperti Covid-19.

Baca Juga: Mengenal Jenderal Hoegeng, Dipuji Gus Dur Sampai Jadi Humor 3 Polisi Jujur

Tetapi ada satu peringatan besar, yakni para peneliti hanya merilis ringkasan data, belum makalah yang lengkap dan ditinjau oleh rekan sejawat.

REKOMENDASI

TERKINI