Suara.com - Penyakit talasemia merupakan kelainan darah akibat kurangnya protein pembawa oksigen dan menurunnya jumlah sel darah merah di dalam tubuh. Pasien talasemia harus mendapatkan transfusi darah selama beberapa minggu sekali agar bisa tetap sehat.
Biasanya, kendala terbatasnya stok darah hanya dihadapi pasien pada saat bulan Ramadan. Namun, pandemi Covid-19 saat ini semakin memperburuk keadaan.
Salah satu pasien talasemia di Jakarta, Annisa Octian Pertiwi, bercerita bahwa saat Ramadan, ia dan teman-teman thalassemia lainnya akan bersiap jika stok darah menipis.
Baca Juga: Stok Darah PMI Kurang, Golongan Darah A dan AB yang Paling Sedikit
"Namun, sejak adanya SARS-CoV2 ini, kami sulit sekali untuk mendapatkan 1-2 kantong darah. Keadaan ini sudah berlangsung kurang lebih 4 bulan," cerita Annisa dikutip dari akun Twitter pribadinya, Kamis (18/6/2020).
Ketika bulan suci dan jika stok darah menipis, Annisa dan teman-temannya di komunitas Thalassemia Movement membuat acara Donor Darah Ramadan (DORA). Menurutnya, acara ini cukup membantu menambah stok darah walaupun mereka tetap harus mempersiapkan pendonor pribadi.
"Tapi, bulan puasa tahun ini kami tidak bisa mengadakan DORA tersebut, jadi kami berusaha masing-masing," kata Annisa saat dihubungi lebih lanjut oleh Suara.com.
Padahal, menurut Annisa, pasien thalasemia harus transfusi darah setiap dua hingga tiga minggu sekali sebanyak tiga sampai empat kantong darah.
"Satu orang pendonor hanya bisa mendonorkan darahnya kembali setelah 2,5 - 3 bulan. Dan dari satu orang pendonor akan dihasilkan 1 kantong darah merah, 1 kantong trombosit, dan 1 kantong plasma darah. Sehingga kami harus mencari kembali orang-orang yang bersedia donor untuk kami," paparnya.
Baca Juga: Agar Bisa Donor Darah, Ini Tips Jaga Kualitas Darah Saat Pandemi Covid-19
Melalui cuitannya yang telah di-retwitt sebanyak 23 ribu kali itu, Annisa meminta kesediaan masyarakat untuk rutin melakukan donor darah. Annisa mengatakan, dirinya memiliki golongan darah AB.
Akibat penyakit talasemia tersebut, tentu ia bisa bertahan hidup dari transfusi darah yang didapatkannya.
"Golongan darah saya AB, saya bisa melanjutkan kehidupan saya hanya dengan partisipasi dari teman-teman. Begitu pula dengan pasien talasemia lainnya. Saya mohon maaf jika tulisan saya terlihat menyedihkan. Ini salah satu upaya saya agar kami bisa melangkah bersama," ucapnya.
Menurut Annisa, terbatasnya stok darah di PMI bukan hanya terjadi di kota besar seperti Jakarta. Tapi justru hampir di seluruh wilayah dan juga terjadi di luar negeri.
Bersama komunitas Thalassemia Movement, Annisa mengajak masyarakat yang ingin menjadi pendonor untuk mengisi form pada https://t.co/RGdTZunvfH.
"Data pendonor ini akan kami gunakan dan sampaikan kepada pasien-pasien yang sedang membutuhkan darah," kata Annisa.