Studi: Risiko Covid-19 Orang di Bawah 20 Tahun Hanya Separuh dari Usia Lain

Rabu, 17 Juni 2020 | 15:15 WIB
Studi: Risiko Covid-19 Orang di Bawah 20 Tahun Hanya Separuh dari Usia Lain
Ilustrasi anak pakai masker. (Shutterstock)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Orang-orang di bawah 20 tahun disebut berisiko setengah kali terkena Covid-19 daripada kelompok usia lain. Menurut artikel yang diterbitkan di jurnal Nature Medicine pada Selasa (16/6/2020), satu dari lima anak muda yang ternfeksi virus corona termasuk orang tanpa gejala.

Dilansir dari Medicalxpress, studi ini dapat membantu menginformasikan langkah pemerintah selanjutnya soal kebijakan kembali ke sekolah dan perguruan tinggi.

Para ahli dari London School of Hygiene dan Tropical Medicine mengembangkan model transmisi Covid-19 berdasarkan usia dari enam negara, yakni China, Italia, Jepang, Singapura, Kanada, dan Korea Selatan. Mereka juga memperhitungkan tentang perkiraan tingkat infeksi dan tingkat keparahan gejala.

Tim peneliti memperkirakan bahwa orang di bawah 20-an berada di setengah risiko infeksi Covid-19 daripada di atas 20-an. Artinya, potensi orang di bawah 20 tahun terkena virus corona hanya separuh dari orang di atas 20-an.

Baca Juga: Pakar Bagikan Kiat Aman Gunakan Transportasi Umum Selama Pandemi Covid-19

Mereka juga menemukan variasi yang luas dalam kasus-kasus simptomatik yang dikaitkan dengan usia. Hanya 21 persen dari mereka yang berusia 10 hingga 19 tahun yang cenderung menunjukkan gejala dibandingkan dengan 69 persen dari usia di atas 70-an.

Para peneliti kemudian mensimulasikan wabah Covid-19 di 146 ibu kota di seluruh dunia untuk melihat apa efek penutupan sekolah terhadap penyebaran penyakit.

Tidak seperti wabah influenza, di mana kasus penularannya dimodelkan bisa secara tajam menurun jika sekolah ditutup, para penulis menemukan bahwa ukuran itu hanya sedikit berpengaruh dalam menghentikan penyebaran virus corona baru.

"Apakah akan membuka kembali sekolah atau tidak adalah pertanyaan yang rumit," kata rekan penulis studi, Rosalind Eggo.

"Kami telah menyediakan beberapa bukti yang menunjukkan indikasi penurunan kerentanan (Covid-19) pada anak-anak," tambahnya.

Baca Juga: Sebut Ayahnya Didiagnosa Covid, Curhatan Warganet Ini Justru Tuai Kritikan

Sejumlah penelitian telah menunjukkan bahwa gejala Covid-19 cenderung lebih parah pada pasien yang lebih tua.

Ilustrasi anak memakai masker. (Pixabay)
Ilustrasi anak memakai masker. (Pixabay)

Berbagai penjelasan telah diajukan, termasuk bahwa anak-anak lebih sering terekspos virus corona danlebih siap untuk melawan infeksi Covid-19.

Nicholas Davies yang turut menulis penelitian ini mengatakan penelitian itu memang melihat berbagai skenario di mana anak-anak mungkin membawa virus tanpa disadari.

"Kami tidak dapat memperkirakan secara pasti seberapa umum kasus asimptomatik yang menular dibandingkan dengan kasus simtomatik," kata Nicholas Davies.

"Tetapi ada beberapa bukti terbatas bahwa individu tanpa gejala kurang menular daripada individu yang sepenuhnya bergejala dan tentu saja ada cukup banyak bukti yang menunjukkan bahwa individu tanpa gejala dan pra-gejala jelas berpotensi menular," katanya.

Para penulis mengatakan pemodelan mereka memiliki kesimpulan yang menyatakan bahwa kemungkinan penutupan sekolah tidak terlalu efektif dalam menangani Covid-19.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI