Ahli Epidemiologi Sebut Perubahan Perilaku Jadi Kunci Hadapi Covid-19

Risna Halidi Suara.Com
Rabu, 17 Juni 2020 | 14:03 WIB
Ahli Epidemiologi Sebut Perubahan Perilaku Jadi Kunci Hadapi Covid-19
Ilustrasi fase new normal (Shutterstock)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Ahli epidemiologi dari Universitas Andalas Padang, Sumatera Barat, Defriman Djafri Ph.D mengatakan perubahan perilaku kesehatan masyarakat dapat menjadi salah satu kunci dalam menghadapi kebijakan normal baru.

Dikutip dari Antara, Djafri mengatakan masyarakat harus bisa menyesuaikan kebiasaan atau pola hidup baru di era new normal.

"Perlu diperhatikan masyarakat dalam menghadapi normal baru adalah vaksin. Vaksin saat ini sebenarnya adalah bagaimana upaya perubahan perilaku terhadap Covid-19," kata dia saat dihubungi di Jakarta, Rabu (17/6/2020).

Sebagai contoh, kata Djafri, bagi sebagian besar masyarakat sebelum pandemi Covid-19 terjadi, menggunakan masker dalam kehidupan sehari-hari mungkin jarang dilakukan.

Baca Juga: Pakar UI: Penyebutan Zona Merah Covid-19 Hanya Menyesatkan Masyarakat

Namun, perilaku atau kebiasaan tersebut saat ini tidak bisa lagi diterapkan. Setiap individu yang ingin berpergian ke luar dari rumah wajib menggunakan masker.

Secara umum, ujar dia, peningkatan aktivitas masyarakat selama normal baru juga harus dibarengi pula dengan peningkatan protokol kesehatan.

"Menjaga jarak dan peningkatan kebersihan diri ini menjadi kunci utama agar terhindar dari paparan virus dan penyakit lainnya," kata Dekan Fakultas Kesehatan Masyarakat Unand tersebut.

Menurut Defriman, apabila masyarakat bisa menerapkan perubahan perilaku dari sisi kesehatan tadi maka hal itu bisa menjadi modal dasar dalam menghadapi normal baru.

Senada dengan itu, ahli epidemiologi dari Universitas Indonesia (UI) Syahrizal Syarif Ph.D mengatakan selain meningkatkan perlindungan kesehatan, percepatan pemeriksaan lab dan polymerase chain reaction (PCR) juga perlu ditingkatkan.

Baca Juga: Uraikan Biaya Bersalin Rp88 Juta, Netizen: Pakai Sarung Tangan Supreme

"Dengan situasi seperti ini harus disertai dengan pemeriksaan spesimen yang besar. Misalnya, sehari bisa 15 ribu maka angka itu ditingkatkan lagi," katanya. (Antara)

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI