Ajak Balita ke Kolam Renang, Orangtua Harus Waspada Risiko Anak Tenggelam

Vania Rossa Suara.Com
Rabu, 17 Juni 2020 | 14:03 WIB
Ajak Balita ke Kolam Renang, Orangtua Harus Waspada Risiko Anak Tenggelam
Ilustrasi anak berenang, anak tenggelam. (Shutterstock)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Berenang adalah salah satu kegiatan yang sangat disukai anak, karena membuat mereka bisa bermain air. Tapi waspada risiko anak tenggelam, karena tenggelam merupakan salah satu penyebab kematian yang sering menimpa anak usia 1 hingga 4 di Amerika Serikat.

Laporan dari Consumer Product Safety Commission (CPSC) menemukan antara tahun 2015 dan 2017, rata-rata 379 anak tenggelam di kolam renang setiap tahun - dan kebanyakan terjadi di rumah. Pada 2017 (tahun terbaru dimana datanya tersedia), kematian yang dilaporkan melonjak hingga 395.

Laporan yang dirilis pada bulan Juni, menemukan bahwa sebanyak tiga perempat anak-anak di bawah usia 5 tahun tenggelam saat berenang. Dan lebih dari setengahnya disebabnya kurangnya pengawasan orangtua.

Lalu, apa langkah yang bisa dilakukan orangtua untuk meminimalkan risiko anak tenggelam saat berenang? Dilansir dari Huffpost, berikut adalah beberapa hal utama yang perlu diingat.

Baca Juga: Berenang 3-5 Kali Seminggu, Ini 5 Efeknya Pada Kesehatan Tubuh!

1. Beri pengaman di sekitar kolam renang atau bath tub di rumah

“Kolam renang di rumah harus dikelilingi oleh pagar empat sisi, dengan gerbang yang menutup dan menempel sendiri,” demikian saran American Academy of Pediatrics (AAP), yang telah memperingatkan bahwa kasus anak tenggelam dapat meningkat selama pandemi Covid-19 pandemi.

"Penelitian menunjukkan pagar di kolam renang dapat mengurangi risiko tenggelam hingga 50%."

Tapi, pagar pengaman saja tidak cukup, kata juru bicara CPSC Nikki Fleming. "Selain itu, Anda juga bisa menggunakan alarm kolam yang akan berbunyi jika anak masuk ke kolam," katanya.

Banyak perlindungan yang penting, karena - seperti yang diketahui oleh siapa pun yang mengasuh balita yang penasaran - akan ada saat-saat ketika mereka menjauh dari Anda.

Baca Juga: Tak Bisa Berenang, Bocah 9 Tahun Ditemukan Tewas Nyangkut di Pohon Bambu

2. Jangan abaikan kolam anak, bahkan ember sekalipun

"Jangan pernah meninggalkan anak tanpa pengawasan di dalam atau dekat air, dan ini berlaku untuk semua jenis kolam," kata Fleming.

Kolam tiup harus dikeringkan setelah setiap kali digunakan, sehingga anak tidak mencoba-coba memakainya sendirian.

Dan yang mengejutkan, banyak anak tenggelam dalam wadah air yang lebih kecil, seperti bathtub, ember, bahkan kolam hias. AAP bahkan mencatat bahwa sebagian besar kasus bayi tenggelam ketika mereka di dalam ember atau bak mandi. Jadi, perhatikan baik-baik apa yang Anda miliki di sekitar rumah.

3. Jika anak-anak berada di dalam air, pastikan Anda mengawasinya dengan seksama

Ketika anak sedang bermain di kolam plastik atau di pinggir pantai, pastikan anak diawasi dengan seksama oleh orang dewasa yang tidak terdistraksi oleh apapun.

Ini berarti tidak sambil bermain ponsel, bahkan sekadar untuk mengirim pesan. Anda tidak tahu apa yang akan terjadi dalam waktu satu detik. Intinya, tidak boleh ada apapun yang mengalihkan pandangan Anda dari anak yang sedang berada di air.

4. Ajari anak berenang

AAP mengatakan bahwa ada bukti yang cukup kuat bahwa pelajaran berenang dapat membantu mengurangi risiko tenggelam untuk anak-anak usia 1 hingga 4.

Anda atau siapapun yang mengawasi anak ketika berada di kolam, harus tahu tentang kemampuan berenang anak. Jika anak tak bisa berenang, Anda sebaiknya berada dalam jarak satu lengan dengan anak, bahkan di kolam dangkal sekalipun.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI