Suara.com - Lift atau elevator disebut sebagai salah satu tempat berisiko untuk penyebaran virus corona.
Dengan pelonggaran Pembatasan Sosial Berskala Besar dan saat perkantoran telah dibuka, tentu lift menjadi tempat yang tidak bisa dihindari oleh beberapa orang.
Langkah-langkah seperti membatasi jumlah orang yang menggunakan lift sedang dilakukan. Tapi, seberapa berisiko penggunaan lift terhadap penyebaran virus corona?
Dilansir dari Medical Daily, Sebuah penelitian menunjukkan bahwa risiko penularan virus saat menggunakan lift mungkin tidak berbahaya.
Baca Juga: Di Tengah Pelonggaran Karantina, Kasus Virus Corona Filipina Hampir 27.000
Ada contoh di bulan Maret di Seoul di mana coronavirus menyebar hampir di semua karyawan yang bekerja di lantai yang sama.
Namun, coronavirus tidak menyebar secara vertikal atau di lantai lain.
Ini menunjukkan bahwa orang lain yang menggunakan lift tetapi turun dari lantai berbeda tidak menyebarkan virus.
Oleh karena itu, risiko kemungkinan tertular dan menyebarkan virus saat naik lift rendah.
Tapi tetap perlu diingat bahwa sebagian besar masih didorong untuk mempraktikkan tindakan yang direkomendasikan.
Baca Juga: Ampuh Ringankan Gejala Virus Corona, Seperti Apa Obat Dexamethasone?
Ini termasuk menjaga jarak sosial dan memakai masker. Menahan diri dari menyentuh permukaan publik juga disarankan.
"Risiko untuk coronavirus dari naik di lift rendah. Namun, terus mengambil tindakan pencegahan saat naik di lift. Selalu memakai masker / penutup wajah," kata Dr. Simone Wildes, spesialis penyakit menular di South Shore Health, mengatakan.
Ada dua hal penting yang perlu diperhatikan di sini: pemakaian masker dan waktu yang dihabiskan di lift.
Mengenakan masker adalah bagian dari normal baru dan sesuatu yang paling harus terbiasa.
Sejauh waktu yang dihabiskan untuk elevator, akan lebih baik untuk menahannya seminimal mungkin.
Ini menurunkan kemungkinan tertular virus, kata Dr. Todd Ellerin, direktur penyakit menular di South Shore Health di Weymouth, Massachusetts.