4. Defisit kalori
Untuk memulai proram penurunan berat badan, buatlah keseimbangan kalori negatif. Tingkat defisit kalori memengaruhi seberapa cepat seseorang menurunkan berat badan.
Misalnya, mengonsumsi 500 kalori lebih sedikit per hari selama 8 minggu kemungkinan akan menghasilkan penurunan berat badan yang lebih besar daripada makan 200 kalori lebih sedikit per hari.
Namun, pastikan untuk tidak membuat defisit kalori terlalu besar. Sebab, hal ini dapat menyebabkan malnutrisi, dan mungkin cenderung menurunkan berat badan dalam bentuk massa otot daripada massa lemak.
Baca Juga: Ladies, Ini 4 Makanan Terbaik Basmi Lemak Perut yang Membandel
5. Tidur
Tidur cenderung menjadi komponen penting dalam penurunan berat badan. Kurangnya tidur secara kronis dapat menghambat diet dan kecepatan dalam menurunkan berat.
Sebuah studi menunjukkan responden yang tidur 5.5 jam kehilangan 55% lebih sedikit lemak tubuh.
Kurang tidur secara kronis juga berkaitan dengan diabetes tipe 2, obesitas, penyakit jantung dan kanker tertentu.
Faktor lain
Baca Juga: Bagus untuk Diet, Ini Manfaat Kesehatan Makan Malam Lebih Awal
Beberapa faktor lain dapat mempengaruhi tingkat penurunan berat badan, termasuk:
1. Obat-obatan: Banyak obat, seperti antidepresan dan antipsikotik lainnya, dapat meningkatkan berat badan atau menghambat penurunan berat badan.
2. Kondisi medis: Penyakit, termasuk depresi dan hipotiroidisme, suatu kondisi di mana kelenjar tiroid menghasilkan terlalu sedikit hormon pengatur metabolisme, dapat memperlambat penurunan berat badan.
3. Genetik: Ada komponen genetik yang terkait dengan orang yang memiliki kelebihan berat badan atau obesitas.