Lebih Banyak Anak Dititipkan di Desa daripada di Kota, Apa Sebabnya?

Rabu, 17 Juni 2020 | 12:24 WIB
Lebih Banyak Anak Dititipkan di Desa daripada di Kota, Apa Sebabnya?
Ilustrasi kakek dan cucu. (Pixabay)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (Kemen PPPA) menyebut saat ini, lebih banyak anak yang dititipkan di desa daripada di kota.

Berdasarkan data Profil Anak Kemen PPPA 2018, kecenderungan orangtua menitipkan anak kepada sanak keluarga lebih sering terjadi di desa daripada di kota.

"Lebih percaya pada kakek, nenek, family yang mengasuh, di daerah lebih tinggi dibandiing dengan perkotaan," ujar Lenny N. Rosalin, Deputi Menteri PPPA Bidang Tumbuh Kembang Anak KemenPPPA, Rabu (17/6/2020).

Berdasarkan data angka anak yang dititipkan kepada keluarga lainnya di pedesaan sejak 2009 hingga 2018 di perdesaan selalu lebih tinggi. Misalnya hanya 4,62 persen di perkotaan pada 2009, sedangkan di desa sebanyak 5,47 persen.

Baca Juga: Kehamilan Tak Terencana Bisa Sebabkan Anak Kelak Alami Gangguan Psikologis

Lalu pada 2018 angka ini melonjak drastis anak yang dititipkan ke keluarga lainnya di 2018 di kota hanya 3,91 persen, sedangkan di desa mencapai 5,77 persen.

Lenny memaparkan setidaknya ada 3 alasan mengapa orangtua lebih pilih menitipkan anak pada keluarga lain atau sanak familiy. Di antaranya adalah kesulitan mencari pengasuh, mahalnya tempat penitipan anak, serta lebih percaya kepada kakek, nenek, atau keluarga.

Ilustrasi tempat penitipan anak, taman bermain anak. (Shutterstock)
Ilustrasi tempat penitipan anak, taman bermain anak. (Shutterstock)

"Sebagian besar mereka menitipkan sulitkan karena biaya pengsuh dan gaji dia (orangtua) sama besarnya. Itu jadi kesulitan mencari pengasuh. mahalnya tempat penitipan anak dan lebih percaya keluarga yang mengasuh," terang Lenny.

Itulah mengapa kata Lenny, penting untuk tempat kerja menyediakan day care di perusahaannya agar nyaman bagi orangtua dan baik untuk anak. Apalagi bagi orangtua yang tidak mampu membayar pengasuh.

"Kita perlu siapkan day care, khususnya bagi para pekerja yang tidak mampu membiayai untuk day care yang tidak murah bagi mereka," timpalnya.

Baca Juga: Asik, FDA Tambahkan Perawatan Berbasis Video Game untuk Anak ADHD!

Sementara itu data KemenPPPA 2019 menunjukkan ada sebanyak 79,5 juta anak Indonesia, yang berarti 30 persen penduduk Indonesia adalah anak-anak, dengan jumlah keluarga sebanyak 81,2 juta.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI