Suara.com - Pangeran Charles sempat terjangkit virus corona Covid-19 pada Maret lalu dan kini sudah dinyatakan sembuh. Namun, indra penciuman dan perasa-nya belum sepenuhnya kembali.
Dilansir dari BBC, sang pangeran baru saja mendiskusikan pengalaman pribadinya dengan virus ketika ia bertemu para pekerja di Rumah Sakit Royal Gloucestershire
Ditemani oleh istrinya, Duchess of Cornwall, bertemu staf garis depan dan pekerja kunci dari beberapa kepercayaan NHS, termasuk konsultan, perawat, dan petugas kebersihan, di rumah sakit dekat perkebunan Highgrove milik Pangeran Charles.
Mereka tetap melakukan protokol kesehatan dengan menjaga jarak 2 meter dan melakukan salam "namaste" alih-alih berjabat tangan.
Baca Juga: Peneliti Sebut Kehilangan Penciuman karena Covid-19 Bisa Jadi Hal Baik?
Jeff Mills, 47, seorang asisten kesehatan dari Rumah Sakit Umum Cheltenham, mengatakan, "Dia memang berbicara tentang pengalaman pribadinya, jadi pengalaman langsung baginya."
"Dia juga berbicara tentang kehilangan indra penciuman dan rasa dan, agaknya, masih merasa dia masih memilikinya sekarang," lanjutnya.
Pangeran berusia 71 tahun itu didiagnosis menderita Covid-19 menjelang awal wabah, setelah menderita gejala ringan. Kehilangan indra penciuman kini dianggap sebagai salah satu gejala utama Covid-19.
Kondisi hilangnya indra penciuman ini juga disebut anosmia, yakni kondisi umum yang mengiritasi lapisan hidung, seperti alergi atau pilek yang bisa menyebabkan seseorang kehilangan bau sementara.
Profesor Carl Philpott, direktur urusan medis dan penelitian di badan amal Fifth Sense, menjelaskan kepada The Independent bahwa flu biasa dan virus sering menyebabkan hidung tersumbat, hal ini dapat menyebabkan "kehilangan bau pasca-virus".
Baca Juga: Wanita Usia 30-40 Tahun Rentan Kehilangan Indra Penciuman akibat Covid-19
"Jika Anda melihat jaringan secara terperinci di bawah mikroskop Anda akan melihat bahwa ujung sel-sel reseptor seperti rambut telah rontok dan oleh karena itu sel-sel tidak lagi dapat mengambil molekul bau dari hidung," kata Profesor Philpott.
Dia menambahkan, bahwa Covid-19 "tampaknya memiliki konsentrasi tinggi di hidung". Sebagian besar laporan pun menunjukkan orang-orang yang mengalami kehilangan bau sementara yang berlangsung selama sekitar tujuh hingga 14 hari, "mungkin lebih mungkin bahwa virus menyebabkan semacam peradangan pada saraf penciuman, daripada menyebabkan kerusakan pada struktur reseptor".