Suara.com - Orang lanjut usia (lansia) menjadi salah satu kategori yang rentan tertular Covid-19, sedangkan dewasa muda disebut memiliki risiko lebih rendah tertular lantaran memiliki imunitas yang lebih kuat .
Akan tetapi, menurut dr. Elizabeth Jane Soepardi, MPH, DSc, konsultan CDC Atlanta, data yang terungkap untuk kasus di Indonesia malah menunjukkan sebaliknya.
Berdasarkan data kelompok umur pengidap Covid-19 di Indonesia yang dipaparkannya, justru kelompok umur usia muda atau di bawah 50 tahun yang paling banyak terpapar Covid-19.
Sementara para lansia atau yang berusia di atas 50 tahun justru tidak terlalu banyak. Anak-anak yang disebut juga tidak rentan terkena virus ini juga cukup banyak tercatat.
Baca Juga: Wabah Covid-19 di Indonesia Berakhir September, Ini Penjelasan Ilmuwan
"Ini mungkin karena yang orang tua itu patuh, tidak keluar rumah. Yang muda-muda mereka melawan," kata dr. Jane dalam diskusi online bersama AidoHealth, Senin (15/6/2020).
Orang yang tercatat positif Covid-19 sebagian besar adalah orang tanpa gejala (OTG), katanya. Karena itu, pemerintah lalu mengadakan skrining rapid test untuk mencegah para OTG menularkan virus tersebut tanpa sadar.
Namun menurut dr. Jane, yang menjadi masalah adalah dalam skrining yang dicari adalah antibodi. Padahal, antibodi baru terbentuk beberapa waktu setelah virus masuk.
"Jadi, adakalanya saat diperiksa dengan rapid test, negatif. Itu sebabnya harus diulang seminggu kemudian, siapa tahu virusnya baru ada," katanya.
Oleh karena itu, ia mengimbau bagi seluruh masyarakat Indonesia, sebelum ada vaksin, kita semua harus betul-betul menaati seluruh protokol kesehatan yang ditetapkan pemerintah.
Baca Juga: Waduh! Angka Kematian Anak Akibat Covid-19 di Indonesia Tertinggi Sedunia
Seperti menjaga jarak minimal satu meter yang bisa mencegah penularan virus sebesar 85 persen, mengenakan masker (sebaiknya tiga lapis untulk masker kain), dan mencuci tangan selama 20 detik yang bisa mencegah virus sebesar 35 persen.