Suara.com - Diare tidak hanya rentan terjadi pada orang dewasa, tetapi juga pada anak usia dini.
Hal ini salah satunya karena kurangnya nutrisi pada anak.
Padahal, nutrisi dan gizi seimbang dibutuhkan anak saat masih usia pertumbuhan. Terutama toodler yaitu 1-3 tahun dan pra sekolah, 3-6 tahun.
Pakar gizi medik Prof. Dr. dr. Saptawati mengatakan, anak yang mengalami kekurangan zat gizi saat usia batita dan pra sekolah akan lebih rentan terhadap infeksi.
Baca Juga: Muncul Diare dan Kurang Nafsu Makan, Awas Bisa Jadi Gejela Awal Covid-19
Ia mengungkapkan hal itu karena anak dengan kondisi tersebut memiliki sistem kekebalan tubuh yang rendah dan gangguan keseimbangan mikrobiota usus.
"Anak usia toodler dan pra sekolah ternyata memang lebih rentan infeksi saluran napas dan diare yang bisa berdampak ulang. Makanya nutrisi tetap harus dibicarakan setiap saat," ucapnya webinar Nestle Dandow, Senin (15/6/2020).
Tati menyampaikan, secara global anak yang mengalami infeksi saluran napas akibat kurang zat gizi sebanyak 41,9 persen. Sedangkan diare dialami sekitar 12,2 persen anak.
Lebih jauh, ia juga mengungkapkan bahwa jika kekebalan tubuh rendah maka yang paling terdampak pada tubuh adalah saluran cerna.
Perbaikan asupan nutrisi untuk anak yaitu harus lengkap kandungan zat gizi makro dan mikro melalui asupan makana sehari-hari yang beragam jenisnya dan jumlah makanan yang cukup.
Baca Juga: Pengaruh Prilaku Hygiene terhadap Kejadian Diare pada Anak
"Agar memenuhi kebutuhan gizi lengkap, perlu juga pemberian probiotik contoh lactobacillus rhamnosus," ucapnya.
Sebagai informasi berdasarkan data Global Nutrition Reports tahun 2017, Indonesia termasuk dalam 29 negara di dunia yang mengalami masalah mal nutrisi.
"Stunting, kegemukan, anemia masih merupakan tantangan global yang dihadapi sebagian besar penduduk dunia. Anak usia 1-5 tahun di 29 negara, termasuk Indonesia, menghadapi masalah terkait nutrisi kombinasi," kata dia.