Suara.com - Pakar penyakit menular mengatakan virus corona tidak akan melambat sampai 60 hingga 70 persen populasi di AS terinfeksi. AS telah menelan lebih dari dua juta kasus terinfeksi, sekitar 5 persen dari seluruh populasi.
Dilansir dari Insider, Michael Osterholm direktur Pusat Penelitian dan Pencegahan Penyakit Menular mengatakan pada Minggu (14/6/2020), bahwa AS berada dalam saat yang tidak pasti.
"Kita harus rendah hati dan mengatakan kita berada dalam momen yang tidak pasti," kata Osterholm pada Fox News Sunday.
Tanggapannya tersebut terkait dengan dilonggarkannya pembatasan yang berisiko menaikkan jumlah kasus. Sebab orang Amerika mulai berbondong-bondong menikmati cuaca hangat dan melakukan protes ke jalan-jalan di kota-kota di seluruh negeri.
Baca Juga: Buka Posko Papua di Kampus, Mahasiswa USTJ Diciduk, Diseret ke Mobil Polisi
AS mencapai tonggak suram dua minggu hingga Juni karena lebih dari 2 juta orang terinfeksi dan 115.000 meninggal akibat virus corona. Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit AS (CDC) memprediksikan pada 12 Juni bahwa jumlah korban Covid-19 AS dapat meningkat menjadi 130.000 pada 4 Juli.
"Sekitar 5 persen dari populasi AS telah terinfeksi, virus ini tidak akan beristirahat sampai mencapai sekitar 60 persen atau 70 persen," kata Osterholm.
Data populasi tahun 2019, jumlah warga AS kurang lebih sekitar 328.2 juta jiwa. Jika 70 persen populasi terinfeksi virus corona, maka sekitar ada sekitar 200 juta kasus yang mengancam.
"Kita akan melihat banyak kasus tambahan," tambahnya.
Pakar itu mengatakan bahwa peningkatan tersebut tidak hanya dapat dikaitkan dengan semakin banyaknya pengujian yang tersedia. Ia juga menambahkan, bahwa terlalu dini untuk mengatakan protes menjadi sumber infeksi baru.
Baca Juga: Di Tengah Pandemi, DPR Tetap Bahas RUU Cipta Kerja pada Tingkat I
"Kekhawatiran terbesar saya adalah jika kasus-kasus mulai menghilang di seluruh negeri, mengarah pada gelombang kedua virus," kata Osterholm.