Suara.com - Hepatitis C atau HCV adalah virus yang menyebabkan peradangan hati. Penyakit ini lebih mungkin ditularkan melalui kontak darah atau produk darah yang terinfeksi. Tetapi ada kategori orang yang memiliki risiko lebih tinggi terkena penyakit yang satu ini.
Dilansir dari CNN, penyakit hepatitis C juga dapat ditularkan melalui jalan lain, termasuk kontak seksual. Berikut beberapa kriteria orang yang lebih berisiko terkena Hepatitis C.
Generasi Baby boomer
Jika Anda generasi Baby Boomer atau yang lahir antara tahun 1945 hingga 1965, Pusat Pencegahan dan Pengendalian Penyakit AS (CDC) merekomendasikan Anda untuk tes penyakit ini. Sebeb generasi Baby Boomer memiliki salah satu tingkat infeksi HCV tertinggi.
Baca Juga: Aksi Pencurian Terekam CCTV, Maling Malah Cengar-cengir Hadap Kamera
Faktanya, lebih dari 75 persen orang dewasa dengan HCV di AS adalah generasi Baby Boomers. Menurut CDC, tingkat penularan HCV tertinggi antara 1960-an dan 1980-an ketika banyak Baby Boomers baru menginjak dewasa muda dan mungkin terlibat dalam perilaku berisiko.
Pengguna Narkoba Suntik
Hepatitis C menyebar melalui kontak dengan darah yang terinfeksi. Jika Anda pernah menyuntikkan narkoba dan berbagi peralatan narkoba dengan seseorang yang terinfeksi, mungkin Anda terpapar.
Bahkan jika Anda hanya menyuntikkan satu kali beberapa tahun yang lalu, Anda masih perlu melakukan tes.
Transfusi dan Penerima Transplantasi
Baca Juga: Pakai Sabu, Jerry Lawalata Terancam Hukuman 12 Tahun Penjara
Orang dengan hemofilia tidak memiliki cukup zat tertentu yang memungkinkan darahnya membeku secara normal, sehingga meningkatkan risiko mereka mengalami perdarahan besar. Akibatnya, mereka membutuhkan terapi penggantian faktor pembekuan darah untuk mencegah mereka dari perdarahan atau bahkan mengobati perdarahan setelah dimulai.
Orang yang menerima terapi sebelum 1987 berisiko lebih tinggi terhadap infeksi HCV karena metode pengembangan konsentrat faktor pembekuan yang lebih baik dan lebih aman belum dikembangkan.
Demikian pula, metode pengujian donor darah yang lebih maju dilaksanakan pada tahun 1992 dan persediaan darah lebih hati-hati disaring sejak saat itu. Itu berarti bahwa orang yang menerima transfusi darah atau transplantasi organ padat sebelum tahun 1992 juga berisiko lebih tinggi.
Orang dengan HIV
Orang dengan HIV yang tidak tahu status HCV harus dites. HIV dan HCV sering ditularkan dengan cara yang sama, yakni melalui paparan darah atau kontak seksual. Faktanya, sekitar seperempat ODHA juga menderita hepatitis C. Infeksi HIV tiga kali lipat lebih berisiko mengembangkan penyakit hati serius akibat HCV.
Selain empat kriteria tersebut, orang lain dengan risiko tinggi terkena hepatitis C termasuk orang yang menerima perawatan dialisis untuk jangka waktu yang lama, anak-anak yang lahir dari ibu dengan HCV, seks dengan orang terinfeksi, dan lain sebagainya.
Infeksi hepatitis C sendiri dimulai dengan fase akut yang sering tanpa gejala-gejala dapat muncul beberapa bulan setelah terpapar virus. Beberapa orang secara spontan membersihkan virus dari tubuh mereka setelah infeksi akut, sementara yang lain sembuh dengan bantuan obat antivirus.
Tetapi kebanyakan orang terus mengembangkan infeksi kronis. CDC melaporkan infeksi menjadi kronis pada 75-85% kasus hep C.
Sementera itu, infeksi kronis dapat menyebabkan kerusakan jangka panjang yang serius pada hati, termasuk jaringan parut hati dan bahkan gagal hati.