Suara.com - Direktur Jenderal Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) Tedros Adhanom Ghebreyesus mengatakan virus corona tidak dapat ditularkan melalui ASI pada ibu yang positif terinfeksi Covid-19.
"Kita tahu bahwa anak-anak memiliki risiko Covid-19 yang relatif rendah, tetapi berisiko tinggi terhadap berbagai penyakit dan kondisi lain yang mencegah pemberian ASI," kata Tedros, dalam jumpa pers pekan lalu.
Tedros mengatakan WHO telah berhati-hati menyelidiki risiko wanita menularkan penyakit ke anak mereka. Hasilnya, tim menemukan bahwa ibu harus terus menyusui, kecuali dia sakit parah untuk terus melakukannya.
"Berdasarkan bukti yang tersedia, saran WHO adalah bahwa manfaat menyusui melebihi risiko potensial penularan Covid-19," sambungnya, dikutip Fox News.
Baca Juga: Bagaikan Mimpi Buruk, Curhat Ibu Melahirkan Anak ke-13 H-1 Lockdown
Anshu Banerjee, direktur Departemen Kesehatan Reproduksi dan Penelitian WHO, mengatakan hanya "fragmen" virus yang ada dalam ASI dan virus hidup belum terdeteksi dalam ASI.
"Jadi, risiko penularan dari ibu, oleh karena itu, sejauh ini, belum ditetapkan," ujar Banerjee.
Demi keamanan, WHO telah mengunggah pedoman untuk fasilitas kesehatan yang mempertahankan layanan yang diperlukan untuk perawatan bayi baru lahir selama pandemi virus corona.
WHO mendorong wanita tetap merawat bayi mereka dan menginstruksikan untuk menggendong sekaligus melakukan skin to skin pada bayi baru lahir meski sang ibu positif tertular virus corona.
Namun, sang ibu harus tetap menjalankan protokol keamanan. Hal yang dimaksud seperti menjaga kebersihan ketika menyusui dan menggendong bayi mereka.
Baca Juga: New Normal, Margasatwa Ragunan Larang Ibu Hamil Hingga Lansia Berkunjung
"ASI mengandung antibodi dan manfaat imunologis lainnya yang dapat membantu melindungi terhadap penyakit pernapasan," tulis WHO dalam laporan mereka.
"Pengalaman yang diperoleh sejauh ini menunjukkan bahwa perjalanan penyakit COVID-19 umumnya tidak parah pada bayi dan anak kecil. Risiko utama penularan tampaknya berasal dari saluran pernapasan ibu yang terinfeksi," kata WHO dalam pernyataan tersebut.