Demi Kesehatan Jiwa, Baca Berita Covid-19 Cukup Satu Jam Sehari

Senin, 15 Juni 2020 | 10:36 WIB
Demi Kesehatan Jiwa, Baca Berita Covid-19 Cukup Satu Jam Sehari
Ilustrasi membaca berita Covid-19. (Shutterstock)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Kesehatan jiwa menjadi sorotan belakangan ini di tengah pandemi Covid-19. Hal ini lantaran berada di rumah aja dan terpapar berita seputar Covid-19 disebut bisa mengganggu kesehatan jiwa.

Gangguan kesehatan jiwa yang bisa muncul antara lain stres, depresi, hingga rasa cemas yang berlebih.

Apabila tak segera diatasi lebih awal, maka dikhawatirkan hal ini bisa menjadi 'wabah' penyakit baru pasca penerapan pembatasan sosial dan social distancing.

Dipaparkan oleh dr. Andri, SpKJ, spesialis jiwa dari OMNI Hospitals Alam Sutera, ada satu hal penting yang bisa dilakukan untuk mencegah lebih dini risiko kesehatan jiwa kita terganggu selama masa pandemi.

Baca Juga: Studi: Orang Gemuk Lebih Rentan Alami Ganguan Kesehatan Mental Saat Pandemi

"Secara umum, tidak disarankan untuk fokus pada berita Covid-19 setiap hari. Kalau saran saya, satu jam sehari," katanya dalam live Instagram, baru-baru ini.

Menurutnya, selama satu jam fokus untuk membaca berita seputar Covid-19 sudah cukup. Kalau memang tidak kuat, maka lebih baik dilepas atau tidak membaca sama sekali.

Risikonya memang tidak mendapatkan informasi. Namun dr. Andri mengatakan, berita belakangan ini juga semasif awal pandemi.

Misalnya, saat awal pandemi, lebih banyak berita penting seperti informasi mengenai gejala fisik. Dan hal tersebut membuat kekhawatiran orang menjadi tinggi terhadap situasi ini.

"Saat ini kan informasi lebih dominan pada perkembangan kalau mau new normal, lainnya nggak terlalu. Kalaupun vaksin ditemukan, kan nggak misalnya besok langsung disuntik," lanjutnya.

Baca Juga: Selama Lockdown, Pangeran William Jadi Relawan di Lembaga Kesehatan Mental

Ia menambahkan, penyebab banyak orang enggan melepaskan informasi soal Covid-19 salah satunya karena fear of missing out (FOMO), atau takut ketinggalan berita terbaru.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI