Suara.com - Pelaksanaan new normal yang sembarangan dan tidak patuh protokoler kesehatan bisa sebabkan gangguan kecemasan. Apa hubungannya?
Provinsi DKI Jakarta sedang berada dalam masa transisi menuju new normal atau tatanan hidup baru dalam masa pandemi virus corona.
Akan tetapi, dalam masa transisi ini sudah banyak ditemukan orang-orang berkumpul di suatu tempat seakan sudah kembali ke kehidupan normal sebelum pandemi.
"Saya lihat di media sosial orang-orang kok sudah mulai posting mereka sudah jalan. Kita harus tetap waspada, nggak boleh lengah," katanya dalam Live Instagram, Minggu (14/6/2020).
Baca Juga: Gugus Tugas COVID-19 Edarkan Aturan Jam Kerja New Normal Corona Jabodetabek
dr Andri menyarankan untuk tidak mengartikan new normal ini sebagai kembali ke kehidupan normal kita seperti dulu. Ia mengkhawatirkan akan munculnya kecemasan berlebihan sebagai dampak dari sikap tersebut.
"Itu yang nggak kita harapkan sebenarnya kalau dalam praktisi kesehatan jiwa. Apalagi saya sebagai dokter jiwa berharap jangan sampai terjadi kecemasan yang luar biasa," lanjutnya.
Ia menceritakan salah satu pasiennya yang mengalami kecemasan luar biasa hingga tak berani keluar rumah. Di sisi lain, pasien tersebut juga merasa kecewa banyaknya orang tidak peduli protokol kesehatan.
Sehingga, ia merasa justru orang-orang seperti ini adalah ancaman bagi dia. Sebab semakin banyak orang yang tidak pedulli, semakin tinggi pula angka yang meningkat dan membuatnya semakin takut.
"Makanya kami berharap solidaritas dari kita semua. New normal ini kayak orang setelah dikurung lama, kemudian dilepas. Jangan sampai lupa bahwa kita harus tetap menjaga dasar-dasar protokol kesehatan," kata dr Andri.
Baca Juga: Habis Transisi New Normal, Akan Banyak Warga Jakarta Dites Virus Corona
Menurutnya, menaati protokol kesehatan yang diterapkan oleh pemerintah tidaklah sulit. Oleh karena itu, ia terus mengingatkan seluruh masyarakat untuk tetap menjaga jarak, menggunakan masker, dan rutin mencuci tangan dalam menyambut new normal ini.