Ada Kemungkinan AS Tidak Mengalami Gelombang Kedua, Ini Syaratnya

Minggu, 14 Juni 2020 | 13:15 WIB
Ada Kemungkinan AS Tidak Mengalami Gelombang Kedua, Ini Syaratnya
Direktur Institut Alergi dan Penyakit Menular Nasional AS, Anthony Fauci [AFP]
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Pakar kesehatan masyarakat AS sekaligus penasihat kesehatan Gedung Putih, Anthony Fauci mengatakan, Amerika Serikat kemungkinan tidak mengalami gelombang kedua wabah virus corona, Sabtu (13/6/2020).

Menurut para peneliti di Universitas John Hopkins di Maryland, AS telah mencatat lebih dari dua juta kasus Covid-19 dan lebih dari 117.000 kematian.

Banyak ahli khawatir upaya untuk membuka kembali ekonomi negara dan aksi massa yang beberapa minggu ini terjadi dapat berkontribusi pada lonjakan kasus virus corona kedua.

Tetapi Fauci, yang menjabat sebagai direktur National Institute of Allergy and Infectious Diseases (NIAID), mengatakan peningkatan kasus di beberapa negara belum tentu mengindikasikan 'lonjakan kedua' infeksi Covid-19.

Baca Juga: Muncul Mutasi Corona Baru, Penularannya 10 Kali Lebih Cepat dari Covid-19

"Ketika Anda melihat adanya peningkatan pasien rawat inap, itu adalah situasi pasti yang harus diperhatikan," katanya, dikutip dari The Guardian.

Gambaran gelombang kedua Covid-19 saat musim gugur (statisticallyinsignificant.uk/2nd-wave/)
Gambaran gelombang kedua Covid-19 saat musim gugur (statisticallyinsignificant.uk/2nd-wave/)

Menurutnya, gelombang kedua atau peningkatan kasus besar-besaran dapat terjadi apabila ada pemicunya. Karena itu, ia menasihati orang-orang untuk tetap menjaga jarak dan memakai masker di depan umum.

Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit (CDC) mengatakan hampir 80% orang Amerika telah melakukan jarak sosial bulan lalu, dan 74% memakai masker.

Mereka juga mengatakan, pihaknya tidak akan melaporkan peningkatan mencolok dalam pasien rawat inap Covid-19 tetapi tetap akan memantau angka secara ketat.

Berdasarkan catatan, infeksi baru sekarang berada pada level terendah di seluruh AS.

Baca Juga: Muncul Klaster Covid-19 Baru, Beijing Kembali Terapkan Lockdown

"Kami adalah negara nomor satu dalam hal infeksi... dan sekarang kami adalah negara terakhir dalam hal tingkat penularan," kata Gubernur New York, Andrew Cuomo.

"Itu karena orang New York menjadi lebih baik. Mereka pintar. Mereka disiplin. Mereka melakukan apa yang harus mereka lakukan, dan kita perlu terus melakukannya," sambungnya.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI