Remaja Tak Ketemu Teman Selama Pandemi, Kesehatan Jiwa Bisa Terganggu

Minggu, 14 Juni 2020 | 13:10 WIB
Remaja Tak Ketemu Teman Selama Pandemi, Kesehatan Jiwa Bisa Terganggu
Ilustrasi remaja berkumpul bersama teman-teman. (Shutterstock)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Terbatasnya pertemuan langsung di antara remaja dengan teman-temannya selama pandemi bisa berdampak buruk dalam jangka panjang terhadap kesehatan jiwa.

Para ilmuwan menyatakan bahwa perkembangan otak, perilaku, dan kesehatan mental remaja bisa terganggu.

Ilmuwan mengklasifikasikan masa remaja antara usia 10-24 tahun, di mana kaum muda ingin menghabiskan lebih banyak waktu dengan teman-teman daripada keluarga, saat mereka bersiap untuk kehidupan dewasa.

Bersamaan dengan itu pula, terjadi perubahan hormon dan biologis utama juga sekaligus waktu untuk perkembangan otak. Menurut para ilmuwan rentang usia itu juga termasuk fase kehidupan di mana masalah kesehatan mental kemungkinan besar akan berkembang.

Baca Juga: Keren, Remaja Ini Berhasil Kembangkan Aplikasi Pelacak Covid-19

Tetapi pandemi virus corona telah mengganggu semua itu, kata Prof Sarah-Jayne Blakemore, dari departemen psikologi di Universitas Cambridge.

"Karena dampak pandemi Covid-19, banyak anak muda di seluruh dunia saat ini memiliki lebih sedikit kesempatan untuk berinteraksi tatap muka dengan rekan-rekan di jaringan sosial mereka di mana ketika ini sangat penting untuk perkembangan mereka," kata Sarah dikutip dari BBC.

Ilmuwan dari Cambridge Dr. Amy Orben dan Livia Tomova dari Massachusetts Institute of Technology menyerukan penelitian lebih lanjut untuk memahami efek dari perampasan sosial terhadap remaja.

Saat ini penelitian baru dilakukan terhadap hewan atas reaksi perampasan sosial. Hasilnya menunjukkan bahwa primata dan hewan pengerat mengalami peningkatan perilaku cemas dan penurunan fungsi otak yang berkaitan dengan belajar dan memori ketika kontak sosial diambil.

Ini kemungkinan disebabkan oleh kurangnya pengalaman untuk pembelajaran sosial, kata para ilmuwan.

Baca Juga: Menteri PPPA: 28 Persen Remaja Ikut Merokok Saat Kumpul Bareng Teman

Sementara itu yang terjadi pada manusia, Orben mengatakan, beberapa penelitian telah menunjukkan bahwa penggunaan media sosial yang aktif, seperti mengirim pesan atau memposting foto, meningkatkan kesejahteraan dan membantu menjaga hubungan pribadi.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI