Pandemi Covid-19 Bikin Anak Jadi Pemarah, Kenapa?

Vania Rossa Suara.Com
Jum'at, 12 Juni 2020 | 20:13 WIB
Pandemi Covid-19 Bikin Anak Jadi Pemarah, Kenapa?
Ilustrasi anak marah. (Shutterstock)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Pandemi Covid-19 Bikin Anak Jadi Pemarah, Kenapa?

Pandemi Covid-19 mempengaruhi perilaku dan kesehatan mental banyak orang, termasuk anak-anak. Beberapa anak menjadi lebih manja dan menempel pada orangtuanya, dan yang lain mengalami kemunduran dalam berbagai perilaku, mulai dari mengompol hingga kesulitan tidur. Dan tak sedikit pula anak yang menjadi suka marah-marah.

Hal ini diakui Becky Kennedy, seorang psikolog klinis di New York. “Mereka marah karena dunia mereka telah terbalik; mereka marah karena mereka tidak bisa bertemu teman-teman mereka dan pergi ke sekolah; mereka marah karena orangtua mereka ada di depan mata namun tidak menghabiskan banyak waktu untuk mereka. Ini memang bukan kesalahan orangtua, tapi anak-anak memiliki hak untuk marah tentang semua hal ini," katanya.

Jadi, apa yang harus orangtua lakukan untuk menghadapi anak yang tiba-tiba menjadi pemarah? Dilansir dari Huffpost, simak beberapa saran dari pakar berikut ini.

Baca Juga: 6 Cara Efektif Hadapi Anak Tantrum

Pertama-tama, pahami anak!

Para ahli semua menegaskan bahwa penting untuk berhubungan dengan emosi Anda dan anak Anda. Alih-alih mengelompokkan perilaku berdasarkan apa yang "normal" dan "abnormal," fokuslah pada hubungan dengan anak Anda dan apa yang terjadi pada saat itu, demikian dikatakan Kennedy yang memegang gelar doktor dalam psikologi klinis.

Di balik penyebab amarah biasanya ada banyak emosi, khususnya khawatir, sakit hati, takut, sedih, kehilangan, dan kebingungan. “Yang penting untuk membantu orang yang sedang marah adalah dengan memisahkan perilaku marah dari perasaan yang mendasarinya,” kata Kennedy.

Apa yang harus dikatakan dan dilakukan?

Berita baiknya adalah Anda dapat membantu anak-anak melepaskan amarah mereka dan memahaminya. Meski begitu, keterampilan pengaturan emosi yang lebih baik dibangun saat mereka tidak sedang stres, jadi cobalah lakukan setelah anak 'meledak'.

Baca Juga: Biarkan Balita Main Gadget 3 Jam, Peneliti : Perilaku Anak Akan Bermasalah

Jika Anda masih mengkarantina diri dengan berada di rumah saja, Kennedy menyarankan untuk membuat daftar mengenai “Hal-Hal yang Berubah”, misalnya tidak bisa bertemu teman, tidak bisa ke sekolah, dll. Buat juga daftar “Hal-Hal yang Tetap Sama”, contohnya sarapan selalu disajikan pada jam 7 pagi.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI