Suara.com - Penyerangan terhadap mantan penyidik senior KPK, Novel Baswedan melibatkan air keras berjenis asam sulfat atau H2SO4. Cairan tersebut ternyata memiliki bahaya yang memang sangat tinggi jika terpapar pada kulit atau jika hanya terhirup.
Dilansir dari laman resmi Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit (CDC) Amerika Serikat, asam sulfat sangat korosif dan mengiritasi. Jika terkontanimasi cairan ini, akan menyebabkan efek lokal langsung pada kulit, mata, saluran pernapasan dan saluran pencernaan ketika ada paparan langsung.
"Menghirup asam sulfat dapat menyebabkan erosi gigi dan iritasi saluran pernapasan. Sementara asam sulfat pekat dapat membakar mulut dan tenggorokan Anda, dan itu bisa mengikis lubang di perut yang juga mengakibatkan kematian," catat CDC.
"Jika Anda menyentuh asam sulfat, itu akan membakar kulit Anda. Jika Anda mendapatkan asam sulfat di mata Anda, itu akan membakar mata," tambahnya.
Baca Juga: Keji! Anak Singa Dipatahkan Kakinya agar Diam saat Layani Selfie Turis
Menurut CDC, istilah luka bakar yang digunakan dalam hal ini mengacu pada luka bakar kimia, bukan luka bakar fisik akibat mengontak benda panas.
"Orang-orang bisa menjadi buta karena asam sulfat ketika dilemparkan ke wajah," tulis CDC.
Sementara itu, menghirup tetesan kecil asam sulfat pada polusi air mungkin membuat lebih sulit untuk bernapas.
Novel Baswedan sendiri disiram air keras oleh pelaku tak dikenal usai menunaikan Salat Subuh di Jalan Deposito, Perumahan Bank Bumi Daya, Pegangsaan Dua, Kelapa Gading, Jakarta Utara, Selasa (11/4/2017).
Menurut Tito Karnavian (Kepala Kepolisian Republik Indonesia saat itu), mengatakan telah cairan air keras yang disiramkan pada Novel Bawedan adalah asam sulfat atau H2SO4.
Baca Juga: Tok! PSBB Jabar Diperpanjang Lagi Sampai 26 Juni
"Dari Labfor saya mendapat informasi bahwa cairan itu adalah H2SO4," ujar Tito di bilangan Cikini, Jakarta Pusat, Rabu (12/4/2017).