Orangtua, Ini Penyebab Turun Berok Pada Bayi Baru Lahir

Jum'at, 12 Juni 2020 | 17:52 WIB
Orangtua, Ini Penyebab Turun Berok Pada Bayi Baru Lahir
Ilustrasi bayi sakit (Pexels)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Penyakit hernia atau yang dikenal awam dengan sebutan turun berok ternyata tidak hanya terjadi pada orang dewasa laki-laki dan perempuan, tetapi juga bisa terjadi pada bayi.

Hal tersebut dikatakan oleh Dokter Spesialis Bedah Umum, Dr. David Parulian Sirait, Sp.B, FINACS.

Hanya saja, kata Parulian, jika hernia yang terjadi pada orang dewasa ada sebab pastinya, tapi hernia pada bayi lebih sulit dipastikan. 

Itu mengapa hernia atau turun berok pada bayi biasa dianggap sebagai kelainan dan sudah terjadi sejak dalam kandungan.

Baca Juga: Kata dokter Eva, Terkait Operasi Hernia Johny Indo dan Sosok Sang Ayah

Kelainan tersebut membuat saluran yang menghubungkan antara perut dan kantong buah dzakar pada bayi laki-laki yang seharusnya menutup, tidak menutup sempurna menjelang kelahirannya.

"Ketika udah 9 bulan dalam kandungan, normalnya udah komplit. Ada saluran yang yang hubungkan antara perut dan kantung buah dzakar tersebut. Normalnya saluran tersebut menutup," terang Dr. David.

Ia melanjutkan, dalam kondisi tersebut, ada berbagai faktor dan teori seperti kekurangan nutrisi saat dalam kandungan.

Dokter yang berpaktik di RS Eka Hospital Cibubur itu juga menyebutkan, saat bayi yang mengalami hernia bawaan menangis, hal tersebut malah akan menambah parah tekanan pada perut di buah dzakar.

Itu yang membuat ukuran turun berok pada anak semakin membesar.

Baca Juga: Johny Indo Pernah Alami Hernia sebelum Meninggal, Ketahui Penyebabnya!

"Alhasil seiring dengan pertambahan usia lubang tersebut bukan makin mengecil tapi membesar juga. Makanya setelah itu lubang hernia semakin besar dan jadi semakin besar, biasanya turun berok atau istilah awamnya, karena ususnya turun," paparnya.

Hernia pada bayi maupun orang dewasa, kata Dr. David tidak bisa diatasi dengan obat-obatan.

Satu-satunya solusi ialah dengan prosedur operasi, pilihannya ada 2 jenis operasi yang bisa menanganinya laparaskopi dan konvensional.

"Laparaskopi bekas sayatan kecil bisa disembunyikan di bawah pusar, nampak tidak seperti operasi, kalau teknik konvensional nanti ada bekas luka," tutup dr. David.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI