Suara.com - Seorang ibu di Inggris, Chantelle Matthews (29) mengalami mati rasa dan pembengkakan kaki beberapa hari setelah melahirkan. Sebelumnya ia juga mengalami pendarahan pasca melahirkan dan pingsan.
Dilansir dari Metro, pendarahan yang membuat ia mati rasa dan bengkak itu bisa disebabkan oleh persalinan yang cepat dan traumatis. Hal tersebut telah membuat kakinya membengkak tiga kali lipat dari ukuran sebenarnya.
"Itu tidak mengejutkan saya betapa buruknya saya sampai terbangun dalam perawatan intensif dengan pipa di tenggorokan dan kemudian saya tidak bisa bernapas ketika mereka mengeluarkannya," kata Chantelle.
"Saya merasa kedinginan dan berkeringat, saya merasakan sakit yang menyiksa di punggung saya," tambahnya. Chantelle juga menyatakan, bahwa ia mati rasa di kedua kakinya.
Baca Juga: Awalnya Dikira Sakit Ginjal, Wanita Ini Malah Melahirkan Anak Pertamanya
Tekanan darah Chantelle sangat rendah, ia juga setengah sadar ketika ambulans membawanya ke Rumah Sakit A&E Derriford. Dokter mendiagnosis bahwa Chantelle mengalami pendarahan pasca persalinan, mengakibatkan pendarahan di perutnya dan gumpalan darah di seluruh kaki.
Chantelle menghabiskan tiga hari berikutnya dalam perawatan intensif dan tidak bisa bergerak. Ia juga menjalani operasi lain untuk menghilangkan pembekuan darah.
Chantelle mengatakan, bahwa ia kini berjuang dari depresi dan kecemasan atas apa yang terjadi padanya setelah melahirkan.
"Saya sekarang sangat menderita dengan kecemasan dan depresi akibat apa yang terjadi pada saya, tetapi saya senang bahwa saya masih hidup dan akhirnya pulang bersama keluarga saya," kata Chantelle.
Dilansir dari laman resmi Pusat Penegndalian dan Pencegahan Penyakit AS (CDC), pembekuan darah memang bisa terjadi selama kehamilan, melahirkan, hingga beberapa bulan setelah melahirkan.
Baca Juga: Panas dan Kejang Usai Melahirkan, Wanita Berstatus PDP di Serang Meninggal
"Seorang wanita berisiko tinggi mengalami pembekuan darah yang berbahaya sepanjang kehamilannya, saat melahirkan, dan hingga 3 bulan setelah bayinya lahir," tulis CDC.