Suara.com - Gizi buruk atau malnutrisi yang masih menghantui anak-anak Indonesia bisa berefek pada kekebalan tubuh. Pada kondisi pandemi corona, lemahnya kekebalan tubuh membuat anak-anak lebih berisiko terjangkit Covid-19.
"Status gizi berdampak pada kekebalan anak-anak,padahal itu penting dalam mengurangi infeksi Covid-19" kata Dr. Nastiti Kaswandani, seorang ahli paru anak di Jakarta, seperti yang dilansir dari South China Morning Post (SCMP).
Menurutnya, melnutrisi semakin diperburuk dengan ketersediaan fasilitas kesehatan. "Perbedaan terbesar di Indonesia adalah ketersediaan unit perawatan intensif anak," kata Shela Putri Sundawa, seorang dokter anak di Jakarta.
Dilansir dari SCMP, kementerian kesehatan menolak memberikan data unit perawatan untuk anak-anak dan seorang pejabat senior mengatakan sistem itu masih jauh dari kata kewalahan.
Baca Juga: Kembangkan Vaksin Covid-19, Ini Langkah yang Dilakukan Pemerintah
Sayangnya, kekurangan fasilitas kesehatan lebih terasa di luar ibukota.
Dokter anak Dominicus Husada mengatakan sebuah rumah sakit tempat dia bekerja di pulau Madura, Jawa Timur, tidak memiliki ventilator untuk anak-anak. Seorang anak berusia 11 tahun meninggal akibat virus corona di sana pada bulan Maret.
Seorang ayah bernama Iyansyah menyatakan, bahwa putranya yang 9 bulan meninggal karena Covid-19 di pulau Lombok. Ia mengatakan, bahwa rumah sakit itu tidak memiliki unit perawatan untuk anak-anak yang memadai.
"Sejujurnya, jika rumah sakit tempat saya pergi memiliki fasilitas lengkap, dia mungkin selamat," kata Iyansyah.
Menurut UNICEF, Indonesia menderita beban tiga kali lipat gizi buruk yang meliputi stunting, anemia di antara para ibu dan obesitas.
Baca Juga: Tak Penuhi Syarat, Penumpang di Lempuyangan Ditolak Naik Kereta
"Hampir satu dari tiga anak Indonesia mengalami stunting," catat UNICEF.
Sementara itu, kematian akibat Covid-19 pada anak di bawah 19 tahun di Indonesia cukup tinggi.
Menurut catatan kementerian kesehatan, sebanyak 715 orang di bawah 18 tahun mengidap virus corona Covid-19, sementara 28 orang meninggal. Lalu, setidaknya 380 dari 7.152 anak yang dinyatakan PDP Covid-19 juga dilaporkan meninggal dunia.