Di Tengah Protes Antirasisme, Kasus Virus Corona di Amerika Tembus 2 Juta

M. Reza Sulaiman Suara.Com
Jum'at, 12 Juni 2020 | 10:28 WIB
Di Tengah Protes Antirasisme, Kasus Virus Corona di Amerika Tembus 2 Juta
Mural raksasa Black Lives Matter di dekat Gedung Putih di Washington, AS. (Anadolu Agency/Yasin Oztu
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Di tengah demonstrasi antirasisme yang terus berlangsung di seluruh penjuru Amerika Serikat, jumlah kasus Covid-19 di negara itu terus meningkat mencapai dua juta kasus.

Dilansir Anadolu Agency berdasarkan data yang dihimpun Johns Hopkins University di AS, negara itu mencatat 2.000.464 kasus, hampir 113.000 di antaranya meninggal dan lebih dari 533 ribu sembuh.

Sejak 20 Mei, negara bagian mulai mencabut aturan pembatasan sosial yang diberlakukan untuk mengekang penyebaran virus korona.

Namun, jalan-jalan di kota-kota besar kini dipenuhi unjuk rasa Black Lives Matter untuk menentang kematian pria kulit hitam karena kebrutalan polisi.

Baca Juga: Basmi Malaria, Amerika Serikat Gunakan Nyamuk Mutan

Sementara itu dilaporkan New York Post, gelombang kedua coronavirus telah melanda beberapa negara bagian Amerika, seminggu setelah dibuka kembali.

"Ada gelombang baru yang datang di beberapa bagian negara ini. Ini kecil dan masih ada jarak sejauh ini, tetapi akan datang," kata Eric Toner dari Johns Hopkins Center for Health Security.

Hingga kini Florida melaporkan 8.553 kasus baru penyakit mematikan minggu ini setelah melonggarkan lockdown baru-baru ini.

Di Texas, rawat inap melonjak 6,3 persen menjadi 2.056 pada hari Selasa, kenaikan harian terbesar sejak pandemi muncul, menurut outlet.

Dan di Arizona, kasus-kasus baru mencapai rekor tertinggi 1.187 pada 2 Juni.

Baca Juga: Polisi Amerika Serikat Jarang Dinyatakan Bersalah dalam Kasus Pembunuhan?

Lonjakan ini telah meningkatkan kekhawatiran di antara para ahli, bahkan ketika tingkat infeksi secara keseluruhan tampaknya menurun.

"(Arizona) menonjol seperti jempol yang sakit dalam hal masalah besar," kata Jeffrey Morris, direktur biostatistik di University of Pennsylvania.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI