Suara.com - Peneliti masih terus mencari obat yang efektif untuk melawan Covid-19.
Dilansir dari Medical Xpress, obat obat melawan rheumatoid arthritis yang dikenal sebagai baricitinib disebut berpotensi untuk mengobati pasien dengan Covid-19.
Hal itu menurut sebuah penelitian yang dilakukan oleh tim peneliti internasional termasuk para peneliti di Karolinska Institutet di Swedia.
Temuan yang diterbitkan dalam jurnal EMBO Molecular Medicine, mewakili contoh bagaimana algoritma kecerdasan buatan (AI) dapat membantu mengidentifikasi obat yang ada sebagai terapi potensial melawan penyakit baru.
Baca Juga: Pasien Corona RI Terus Bertambah, Hari Ini Nyaris Melejit 1.000 Kasus
Baricitinib adalah obat oral yang digunakan untuk pengobatan pasien dewasa dengan rheumatoid arthritis dengan sedang sampai parah.
Obat ini bertindak sebagai penghambat janus kinase, sejenis enzim yang bertindak sebagai saklar "hidup" atau "mati" dalam banyak fungsi seluler.
Obat tersebut bekerja dengan mengganggu proses peradangan pada sistem kekebalan tubuh dan telah dipandang sebagai kandidat pengobatan potensial untuk Covid-19.
Dalam studi ini, para peneliti menggunakan algoritma AI untuk mengidentifikasi obat yang ada yang mampu memblokir peradangan dan infektivitas.
Baricitinib diidentifikasi sebagai kandidat yang menjanjikan untuk Covid-19, karena kemampuannya yang sebelumnya ditunjukkan untuk menghambat aktivitas sitokin dan penyebaran virus.
Baca Juga: Cegah Corona, 150 Pasar DKI Akan Terapkan Ganjil Genap Kios Mulai 15 Juni
"Secara kolektif, data ini menunjukkan bahwa baricitinib dapat menurunkan peradangan dan viral load dalam Covid-19," kata Ali Mirazimi, asisten profesor di Departemen Kedokteran Laboratorium, Karolinska Institutet, yang memimpin studi virus fungsional.
Percobaan tambahan baricitinib saat ini sedang dilakukan pada 85 pasien Covid-19 yang dirawat di rumah sakit di tiga rumah sakit di Italia Utara dan Tengah, dengan hasil awal yang menggembirakan dalam hasil pasien, menurut para peneliti.
"Kami mengintegrasikan dan menganalisis data uji coba ini dengan hati-hati dan memberikan studi tindak lanjut fungsional dan mekanistik untuk meneliti mode tindakan baricitinib," kata Volker Lauschke, profesor kedokteran dan pengembangan obat yang dipersonalisasi di Departemen Fisiologi dan Farmakologi, Karolinska Institutet.