Sehingga kata dia, pada bulan Juni warga Sulsel akan menemui percepatan puncak pandemi.
"Artinya kita akan khawatir pada bulan Juni, dengan adanya pelonggaran, mobilitas sangat tinggi, dan terjadi peningkatan signifikan," ujarnya.
Meski demikian, dari hasil hitungan itu diketahui bahwa hasil pertumbuhan angka kasus tersebut berada di angka delapan persen. Berbeda dengan angka kasus pada awal bulan Maret dengan angka pertumbuhan kasus Covid-19 mencapai 28 persen.
Disampaikan sejak awal Maret, kasus Covid-19 meledak di Sulsel dengan jumlah pertumbuhannya 28 persen dengan waktu penggandaan 3-4 hari.
Baca Juga: Pasien Corona RI Terus Bertambah, Hari Ini Nyaris Melejit 1.000 Kasus
"Sekarang sisa delapan persen. Artinya setelah terjadi penambahan jumlah kasus, kita tidak boleh bertahan di angka kasus kumulatif saja, karena dari angka kasus delapan persen itu dengan waktu penggandaan delapan hari," ujarnya.
Selanjutnya, Pemprov Sulsel mengembangkan beberapa program pengendalian bersifat masif, maka hingga saat ini penyebaran Covid-19 di Sulsel berada di angka reproduksi pertumbuhan (RT) kasus yang masih berkisar di angka 0,9 sampai 1,8.
Prof Ridwan menyebutkan ada sebanyak 30 persen orang tanpa gejala (OTG) yang sementara ditelusuri dan dilacak keberadaannya, karena jangan sampai mereka akan menjadi sumber penularan, sehingga OTG yang beredar, harus dites, karena hanya tes yang bisa menjastifikasi mereka sebagai sumber penularan.
"Jadi pergerakan ini sangat dinamis dan sangat bergantung terhadap upaya-upaya yang dilakukan untuk memutus mata rantai penyebaran Covid-19. Seperti disiplin menggunakan masker, jaga jarak, sering cuci tangan dan selalu menggunakan sabun pembersih tangan pada setiap aktivitas," urainya.
Berhubungan dengan itu, persebaran kasus menurut wilayah berada di empat kabupaten/kota yang mendapatkan perhatian prioritas dengan angka kasus tinggi, yakni Makassar, Kabupaten Gowa, Maros dan Luwuk Timur.
Baca Juga: Terungkap, Ini 4 Faktor Risiko yang Perburuk Pasien Covid-19, Apa Itu?
Makassar sebagai episentrum, Kabupaten Gowa dan Maros sebagai kabupaten tetangga, sedangkan Luwu Timur sebagai daerah yang memiliki penerbangan langsung dengan adanya industri pertambangan PT Vale.