Pandemi Covid-19 Bikin Kamu Jadi Linglung dan Sering Lupa, Ini Penyebabnya!

Vania Rossa Suara.Com
Kamis, 11 Juni 2020 | 15:36 WIB
Pandemi Covid-19 Bikin Kamu Jadi Linglung dan Sering Lupa, Ini Penyebabnya!
Ilustrasi linglung, lupa. (Shutterstock)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Perubahan-perubahan yang ditimbulkan oleh kondisi pandemi Covid-19 - perintah tinggal di rumah, keharusan menjarak sosial - yang terjadi tiba-tiba dan intens, telah menguras emosi manusia. Jika dibiarkan dan tak diatasi, bukan tak mungkin hal ini memicu brain fog, kondisi linglung, cepat lupa, dan sulit berkonsentrasi.

Ketika manusia merasa terisolasi, cemas, dan tidak yakin tentang masa depan, kemampuan otak dapat melambat dan ketajamannya berkurang. Adalah hal yang wajar jika Anda mungkin lupa beberapa kosa kata, atau harus berpikir keras untuk menemukan satu padanan kata.

Apakah Anda mengalami hal-hal yang dijelaskan di atas? Jika ya, mungkin brain fog telah menghinggapi Anda. Dilansir dari Huffpost, inilah alasan di balik kondisi linglung, lupa, dan sulitnya berkonsentrasi di tengah pandemi.

1. Otak kurang stimulasi

Baca Juga: 5 Langkah Asah Otak Agar Tak Cepat Tua

Kondisi pandemi Covid-19 membuat kita semua tidak dapat melakukan banyak kegiatan yang biasa kita lakukan. Akibatnya, kita bisa kehilangan semua stimulasi yang biasanya membuat otak aktif.

"Ketika kita berada di rumah, tidak keluar dan berkeliling, otak tidak harus bekerja keras karena kita tidak memperhatikan hal-hal dan menafsirkan hal-hal di sekitar," kata Sherry Benton, seorang psikolog dan pendiri TAO Connect, sebuah organisasi yang membantu membuat terapi lebih mudah diakses.

Benton menyamakan proses ini dengan proses patah tulang: Jika Anda mematahkan lengan dan mengharuskannya digips, otot-otot di sekitarnya akan melemah dan Anda harus melakukan beberapa terapi fisik ketika gips dilepas untuk memperkuat kembali otot Anda.

"Otak kita sedang mengalami proses yang sama, sedikit berhenti berkembang akibat tinggal di rumah, dan membutuhkan stimulasi fokus yang baik dan beragam untuk kembali tajam," kata Benton.

Paraskevi Noulas, seorang psikolog dan asisten profesor klinis di Departemen Psikiatri di NYU Langone Health, mengatakan jika kita melihat dan melakukan hal yang sama setiap hari, tidak ada banyak hal yang harus dilakukan.

Baca Juga: Studi Temukan Bagaimana Cara Otak Menyeimbangkan Perasaan Stres & Tenang

"Tanpa input eksternal dan internal yang merangsang minat, untuk belajar dan tumbuh, otak kita mati," kata Noulas.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI