Semakin Banyak, Kematian karena Covid-19 di Amerika Selatan Tembus 70 Ribu

M. Reza Sulaiman Suara.Com
Kamis, 11 Juni 2020 | 14:18 WIB
Semakin Banyak, Kematian karena Covid-19 di Amerika Selatan Tembus 70 Ribu
Ilustrasi Covid-19. (Pexels)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Jumlah kematian karena virus Corona Covid-19 di Amerika Selatan terus bertambah hingga lebih dari 70 ribu.

Dilansir DW Indonesia, Meksiko menjadi negara dengan rekor kasus harian Covid-19 tertinggi.

Sementara, Brasil yang menjadi ekonomi terbesar di kawasan itu, tetap menjadi negara yang paling terdampak pandemi Covid-19 dengan jumlah kematian tertinggi ketiga di dunia, setelah Amerika Serikat dan Inggris.

Jumlah kematian akibat Covid-19 di Brasil sedikitnya 40.000 orang, atau lebih dari setengah, dari total kematian di Amerika Selatan. Brasil juga mencatat 1.274 kematian dalam 24 jam terakhir.

Baca Juga: WHO Nyatakan Amerika Selatan Sebagai Zona Merah Baru Pandemi Covid-19

Meski begitu, ibu kota ekonomi Brasil, Sao Paulo mulai membuka kembali toko-toko pada Rabu (10/06) sebagai bagian dari dimulainya kembali kegiatan perekonomian secara bertahap.

Pusat perbelanjaan juga akan dibuka kembali di sejumlah kota pada Kamis (11/06), sehari sebelum orang-orang Brasil merayakan Hari Valentine.

Negara-negara lain, seperti Meksiko yang mencatat hampir 15.000 kematian akibat COVID-19, dan Peru yang mencatat hampir 6.000 kematian dari sedikitnya 208.000 kasus positif, juga tengah berjuang menghadapi gelombang besar virus corona.

Sementara, anggota parlemen di Bolivia, negara dengan angka kematian yang relatif kecil yakni 487 kematian, pada Rabu (10/06) telah menyetujui untuk melaksanakan pemilihan umum pada tanggal 6 September, yang sebelumnya tertunda.

Sementara di negara lain di seluruh dunia, jumlah infeksi justru berkembang ketika pemerintah melonggarkan aturan pembatasan.

Baca Juga: WHO Sebut Amerika Selatan Jadi Pusat Baru Covid-19

Di Iran, pemerintah mengumumkan lebih dari 2.000 kasus baru pada Rabu (10/06). Pemerintah Iran mengklaim bahwa lonjakan kasus baru-baru ini karena adanya peningkatan pengujian.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI