Suara.com - Covid-19 memaksa banyak negara untuk menutup kantor, sekolah, pusat kebugaran dan bangunan lain karena risiko infeksi yang tinggi.
Tetapi ketika beberapa bagian dunia bersiap untuk membuka kembali, seorang ahli kesehatan memperingatkan bahwa lockdown selama berbulan-bulan berpotensi memungkinkan penyakit mematikan lainnya menyerang banyak daerah.
Bangunan yang sebelumnya ditinggalkan berpotensi menjadi tempat berkembang biaknya penyakit Legionnaires. Demikian seperti dilansir dari Medical Daily.
Penyakit pernapasan menyebabkan pneumonia berat dan dapat mematikan tanpa perawatan segera.
Baca Juga: Unggah Biaya Perawatan COVID-19 Hingga Rp 200 Juta, Netizen: Meninggal Aja
Legionnaires juga memiliki gejala yang sama dengan Covid-19. Kedua kondisi tersebut menyebabkan demam, batuk kering, sesak napas dan nyeri otot.
Namun, orang tidak dapat tertular penyakit Legionnaires dari orang yang terinfeksi.
Ia mempengaruhi orang-orang melalui tetesan air inhalasi atau kabut yang membawa bakteri Legionella pneumophila.
"Legionnaires 'tidak menyebar dari orang ke orang tetapi menyebabkan wabah komunitas besar melalui tetesan air udara yang terkontaminasi dari sumber termasuk pancuran, keran, menara pendingin, sistem pendingin udara, kolam spa, kolam air panas dan air mancur," menurut Anne Clayson, associate professor di bidang kesehatan dan kesehatan kerja di University of Manchester.
L. pneumophila umumnya hidup di lingkungan yang hangat dan memakan lumpur dan endapan pipa. Lama tidak aktif dalam bangunan memungkinkan bakteri berkembang biak dan akhirnya mencemari sistem air.
Baca Juga: Alat Terapi Kanker Bantu Peneliti Temukan Target untuk Vaksin Covid-19
Clayson mengatakan lockdown karena pandemi Covid-19 sangat meningkatkan risiko wabah Legionnaire.