Miris, Belajar Online Bikin Anak dari Keluarga Miskin MakinTertinggal

Kamis, 11 Juni 2020 | 11:09 WIB
Miris, Belajar Online Bikin Anak dari Keluarga Miskin MakinTertinggal
Ilustrasi: Miris, Belajar Online Bikin Anak dari Keluarga Miskin Makin Tertinggal. (Shutterstok)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Pandemi virus corona atau Covid-19 memaksa anak untuk belajar di rumah secara online.

Namun, meniadakan kegiatan belajar mengajar di sekolah memiliki dampak yang cukup mengkhawatirkan, termasuk anak dari keluarga miskin yang semakin tertinggal.

Mengutip The Sun, Kamis (11/6/2020) ini akibat dari kesenjangan pembelajaran online yang ditawarkan pada anak dari keluarga miskin dibanding murid dari keluarga berada.

Hal ini diungkap ahli dari Institute for Fiscal Studies (IFS).

Baca Juga: Pemerintah Pertimbangkan Buka Sekolah, Belajar Online Tidak Efektif

Ilustrasi KBM online - (Unsplash/@anniespratt)
Ilustrasi: Miris, Belajar Online Bikin Anak dari Keluarga Miskin MakinTertinggal(Unsplash/@anniespratt)

Temuan ini didapatkan setelah anggota parlemen memperingtikan kemungkinan ada generasi anak sekolah yang hilang, dan menyerukan agar anak-anak tertinggal dibantu mengejar ketertinggalan.

Menurut IFS, anak dari keluarga kaya memiliki basis sumber daya yang lebih mumpuni untuk meneruskan program belajar di rumah.

Anak SD yang cukup kaya di Inggris mengabiskan waktu 2 jam sehari di kelas online.

Sedangkan pada anak dari keluarga miskin belajar selama 1 jam saat di rumah.

"Sekolah swasta hampir dua kali lebih mungkin menyediakan pengajaran online, dibanding sekolah negeri yang dihadiri oleh anak-anak dari keluarga kelima yang paling miskin," tulis laporan IFS.

Baca Juga: Kisah Anak Penjual Snack Viral di Sleman, Berebut HP saat Belajar Online

"Murid yang lebih kaya juga memiliki fasilitas rumah yang lebih baik dan jauh lebih mungkin mendapatkan les privat," sambung laporan tersebut.

Sementara itu untuk murid SMP, anak-anak yang lebih berada telah menghabiskan waktu hampir 3 jam sehari untuk belajar online.

Kondisi ini berbeda dengan anak SMP dari keluarga tidak mampu yang menghabiskan waktu hanya lebih dari 2 jam.

Artinya anak-anak dari keluarga kaya tidak hanya melakukan lebih banyak belajar saat di rumah, mereka juga memiliki akses dukungan berkualitas tinggi dari sekolah.

"Kegiatan belajar yang dilakukan anak-anak dari keluarga kaya mungkin juga memerlukan sedikit dukungan orangtua, karena mereka melibatkan orang yang lebih aktif seperti guru dan tutor," tutup laporan tersebut.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI