Hits: Pelukan Lebih Aman, Pandemi Covid-19 Masih Jauh dari Akhir

Vania Rossa Suara.Com
Kamis, 11 Juni 2020 | 11:03 WIB
Hits: Pelukan Lebih Aman, Pandemi Covid-19 Masih Jauh dari Akhir
Ilustrasi pelukan. (Shutterstock)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Berjabat tangan tidak dianjurkan untuk dilakukan di tengah pandemi Covid-19. Tapi, disebutkan oleh seorang ahli virus asal Belgia, pelukan lebih aman daripada berjabat tangan untuk menghindari penularan virus corona. Kok, bisa?

Sementara itu, pakar penyakit menular Amerika Serikat (AS) menyebut virus corona sebagai "mimpi terburuk" dan memperingatkan bahwa perang melawan penyebarannya masih jauh dari selesai. Pandangan suram ini muncul ketika AS terus membuka kembali negaranya secara perlahan dari lockdown. Hal ini menyebabkan kasus positif terus melonjak.

Simak berita kesehatan menarik lainnya di bawah ini!

1. Ahli: Berpelukan Lebih Aman daripada Berjabat Tangan selama Pandemi Corona

Baca Juga: Tak Cuma Pandemi Covid-19, Dokter Juga Kewalahan Lawan Infodemik, Apa Itu?

Ilustrasi berpelukan.
Ilustrasi berpelukan.

Berpelukan disebut lebih aman daripada berjabat tangan untuk menghindari penularan virus corona Covid-19. Hal tersebut dinyatakan oleh seorang ahli virus Belgia, Dr. Marc Van Ranst.

Dilansir dari New York Post, pernyataanya datang ketika Belgia mengumumkan kelonggaran lockdown pada Senin (8/6/2020). Belgia juga telah membolehkan warganya untuk dapat bertemu 10 orang lain per minggu.

Baca selengkapnya

2. Duh! Dokter Top AS Ingatkan Pandemi Covid-19 Masih Jauh Dari Akhir

Ilustrasi Dokter Top AS Ingatkan Mimpi Buruk Pandemi Covid-19 Masih Jauh Dari Akhir. [Shutterstock]
Ilustrasi Dokter Top AS Ingatkan Mimpi Buruk Pandemi Covid-19 Masih Jauh Dari Akhir. [Shutterstock]

Pakar penyakit menular Amerika Serikat (AS), Dr. Anthony Fauci menyebut virus corona sebagai "mimpi terburuk" dan memperingatkan bahwa perang melawan penyebarannya masih jauh dari selesai.

Baca Juga: Ahli: Berpelukan Lebih Aman daripada Berjabat Tangan selama Pandemi Corona

Pandangan suram dari Fauci, yang juga merupakan direktur Institut Nasional Alergi dan Penyakit Menular, muncul ketika AS terus membuka kembali secara perlahan dari lockdown.

Baca selengkapnya

3. Studi: Susu Lemak Utuh Bisa Mengurangi Risiko Diabetes dan Hipertensi!

Diabetes tipe 2 dan tekanan darah tinggi atau hipertensi menjadi penyakit kronis yang banyak diderita kebanyakan orang.

Meningkatnya penderita dua penyakit ini membuat pakar kesehatan mencoba memahami bagaimana cara mencegahnya, mengingat pola makan merupakan faktor risiko dari kedua masalah tersebut.

Baca selengkapnya

4. Psikolog Ungkap Cara Atasi Anak Patah Hati Akibat Orangtua Cerai

Ilustrasi Psikolog Ungkap Cara Atasi Anak Patah Hati Akibat Orangtua Cerai. (Shutterstock)
Ilustrasi Psikolog Ungkap Cara Atasi Anak Patah Hati Akibat Orangtua Cerai. (Shutterstock)

Setiap anak pasti ingin tentu ingin tumbuh di keluarga yang harmonis, dan saling mendukung satu sama lain.

Tapi seringkali konflik yang berujung perceraian tak bisa dihindarkan.

Baca selengkapnya

5. Studi: Pelanggar Pedoman Selama Pandemi Cenderung Punya Sifat Psikopati

Penumpang Commuterline duduk saling menjaga jarak atau Social Distancing di Stasiun Duri, Jakarta, Jumat (3/4).  [Suara.com/Alfian Winanto]
Penumpang Commuterline duduk saling menjaga jarak atau Social Distancing di Stasiun Duri, Jakarta, Jumat (3/4). [Suara.com/Alfian Winanto]

Sebuah studi baru menyatakan, bahwa orang yang tidak mau mengikuti pedoman kebersihan selama pandemi mungkin memiliki sifat psikopati. Hal tersebut dilaporkan dalam studi pra-cetak peer-review yang akan diterbitkan dalam the journal Social Psychology and Personality Science.

Dilansir dari Insider, studi ini meneliti sekitar 502 orang untuk menjawab pertanyaan tentang seberapa sering mereka mengikuti pedoman kesehatan pandemi virus corona.

Baca selengkapnya

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI