Suara.com - Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) dan pakar kesehatan mengimbau masyarakat untuk memakai masker, terutama saat berada di tempat umum. Masker diketahui dapat mengurangi risiko penularan virus corona dari orang tanpa gejala (OTG).
Lebih jauh lagi, proyeksi baru dari University of Cambridge menggambarkan seberapa besar dampak dari pemakaian masker.
Dilansir CNBC, peneliti menemukan apabila semua orang secara rutin memakai masker, yang dikombinasikan dengan penguncian atau lockdown, dapat mencegah gelombang kedua wabah virus corona hingga 18 bulan, waktu yang menurut para ahli dibutuhkan untuk menciptakan vaksin Covid-19.
Karena tidak mungkin semua orang mematuhi imbauan ini, peneliti juga memproyeksikan jika setidaknya 50% dari populasi mengenakan masker, ini masih bisa meratakan gelombang penyakit.
Baca Juga: Turki Disebut Tak Akan Alami Gelombang Kedua Pandemi Virus Corona
"Kita tidak akan rugi banyak dari pemakaian masker, tetapi keuntungannya bisa signifikan," kata Renata Retkute, seorang dokter dan penulis tim serta anggota tim Cambridge.
Namun, penting untuk dicatat bahwa semua temuan ini bersifat teoritis. Covid-19 merupakan penyakit baru, sehingga tidak mungkin mendapatkan bukti eksperimental yang akurat untuk digunakan dalam penelitian, kata penulis.
Satu-satunya cara untuk menjalankan eksperimen adalah menggunakan model matematika.
Sejauh ini ahli sepakat bahwa memakai masker masih menjadi langkah pencegahan yang penting, selain jarak sosial dan menjaga kebersihan tangan.
"Tidak diragukan orang (Amerika) yang tidak memakai masker di depan umum, terutama dalam pertemuan besar, meningkatkan risiko penularan," kata penasehat dan ahli imunologi Gedung Putih, Dr. Anthony Fauci.
Baca Juga: Simak! WHO Punya Kabar Baik dan Buruk Soal Gelombang Kedua Covid-19
Ia menambahkan, ketika orang-orang tidak memakai masker, akan ada kekhawatiran perilaku ini dapat menyebarkan infeksi Covid-19 lebih lanjut.