Suara.com - Migrain adalah sakit kepala sebagian yang bisa mengganggu aktivitas fisik. Penglihatan orang yang migrain juga lebih sensitif terhadap cahaya.
Karena itu, banyak orang yang mengalami migrain akan mengistirahatkan tubuh di kegelapan dan membuka matanya ketika rasa sakit kepala sudah hilang.
Efek samping lain dari migrain termasuk mual, muntah, perubahan nafsu makan, gangguan penglihatan, sensitivitas terhadap cahaya dan kelelahan.
Migrain lebih banyak memengaruhi wanita daripada pria. Menurut NHS dilansir dari Daily Star, sekitar 1 dari 5 wanita pasti menderita migrain. Sedangkan hanya 1 dari 15 pria yang mengalami migrain.
Baca Juga: Stres Karena Pandemi Virus Corona Covid-19? Redakan dengan 5 Makanan Ini!
Penyebab migrain setiap orang pun bisa berbeda-beda. Tapi, penyebab paling umumnya adalah aktivitas otak yang tidak normal akibat beberapa hal.
Sementara itu, wanita lebih cenderung mengalami migrain karena siklus hormon mereka. Tapi, masih ada beberapa hal lain yang bisa memicu migrain.
Profesor Amanda Elisson, ahli ilmu saraf mengatakan bahwa dirinya menderita migrain akibat melihat pola bergaris-garis. Amanda mengaku bahwa pasangannya sering mengenakan pakaian bergaris-garis.
Artinya, penyebab migrain yang dialami oleh Amanda terkait dengan korteks visualnya. Masalah ini berada di area belakang otak yang memproses informasi visual dari mata.
Orang yang menderita migrain memiliki area yang lebih sensitif di korteks visualnya yang disebut V1. Area ini salah satu dari 5 bagian korteks yang memproses gambar garis-garis.
Baca Juga: Jubir WHO Tegaskan Wabah Virus Corona Covid-19 Belum Usai, Ini Sarannya!
Area korteks visual lain yang disebut V2-5 berkaitan dengan respons penglihatan terhadap kontras warna, gerakan dan garis tepi.