Ada Penyebaran Tanpa Gejala dan Pra-Gejala pada Virus Corona, Apa Bedanya?

Rabu, 10 Juni 2020 | 17:10 WIB
Ada Penyebaran Tanpa Gejala dan Pra-Gejala pada Virus Corona, Apa Bedanya?
Gejala dan Penanganan Pasien Covid-19 (Shutterstock)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Merebak sejak Desember 2019 di China, wabah virus corona Covid-19 yang saat ini masih terjadi secara global masih membuat pakar kesehatan bertanya-tanya. Bahkan, penyebarannya pun tidak dapat diprediksi dan sulit dikendalikan.

Satu keanehan lainnya adalah betapa mudahnya orang bisa terinfeksi oleh orang tanpa gejala. Tetapi ada perbedaan antara penyebaran asimptomatik dan pre-simptomatik (pra-gejala).

Dilansir dari CNN Internasional, penyebaran tanpa gejala adalah penularan virus oleh orang yang tidak memiliki gejala dan tidak akan pernah mengalami gejala dari infeksi mereka. Tetapi mereka yang terinfeksi masih bisa menularkan virus ke orang lain.

Sedangkan penyebaran pra-gejala adalah penularan virus oleh orang-orang yang tidak terlihat merasa sakit, tetapi pada akhirnya akan mengalami gejala.

Baca Juga: Lagi Wabah Corona, Jember Anggarkan Rp 2,6 Miliar untuk Beli Karangan Bunga

Gejala Flu dan Pilek. (Shutterstock)
Gejala Covid-19 (Shutterstock)

Bagaimana cara mengetahui mana orang tanpa gejala dan pra-gejala?

Studi menunjukkan penyebaran pra-gejala lebih umum daripada penyebaran tanpa gejala.

"Penelusuran kontak terperinci dari Taiwan serta rantai penularan Eropa pertama di Jerman menunjukkan bahwa asimptomatik sejati jarang menular," kata Babak Javid, peneliti di Fakultas Kedokteran Universitas Tsinghua di Beijing dan konsultan penyakit menular di Cambridge University Hospitals.

"Namun, studi-studi itu telah menemukan penularan beberapa gejala dapat terjadi, dan khususnya, dalam studi Jerman, mereka menemukan penularan sering tampak terjadi sebelum atau pada hari gejala pertama kali muncul," sambungnya.

Bagaimana orang tanpa gejala menularkan virus corona?

Baca Juga: Rekor Lagi Positif Corona RI 10 Juni Melejit 1.241 Kasus, Jadi 34.316 Orang

"Ketika Anda berbicara, terkadang Anda akan mengeluarkan ludah sedikit," jelas Anne Rimoin, seorang profesor epidemiologi di School of Public Health UCLA.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI