Perceraian Tak Selalu Menghasilkan Anak Broken Home

Rabu, 10 Juni 2020 | 08:47 WIB
Perceraian Tak Selalu Menghasilkan Anak Broken Home
Ilustrasi anak broken home. (Shutterstock)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Selama ini banyak orang menganggap bahwa perceraian akan menghasilkan anak broken home. Tapi ternyata itu tidaklah benar. Perceraian tak selalu menimbulkan dampak buruk pada anak. Justru yang harus diwaspadai adalah sikap kedua orangtua yang saling membenci, karena hal ini berpotensi membuat anak menjadi korban.

"Perceraian tidak menjadikan anak broken home. Tetapi anak hilang harapan, iya. Yang menjadikan anak broken home adalah sikap orangtuanya yang saling membenci pasca perceraian," ujar psikolog anak dan keluarga, Samantha Ananta, M.Psi, dalam diskusi di Instagram Live @singlemomsindonesia, Selasa (9/6/2020).

Jika terpaksa harus cerai, Samantha tidak mempermasalahkan, namun kedua orangtua harus benar-benar mempersiapkan tahapannya. Mulai dari alasan, dampak ke depan, hingga permasalahan yang akan timbul di keluarga.

"Pertama tahapannya gini, cerai karena apa. Misal karena salah satu pasangan selingkuh, karena masalah finansial, masalah mertua. Udah nikah tapi masalah mertua nggak selesai-selesai, biasanya salah satu memihak orangtuanya, bukan pasangannya," papar Samantha.

Baca Juga: Kata Psikolog Tentang Cara Menjawab Pertanyaan Anak Soal Perceraian

"Terus ada masalah juga yang berkaitan dengan hukum. Sehingga sudahlah, kita cerai saja. Jadi cerai itu banyak faktor, terutama kalau ada masalah kekerasan," sambungnya.

Setelah permasalahan selesai, masalah hukum dan pengadilan selesai, hingga hak asuh anak jatuh ke tangan siapa, baru dari sinilah jelaskan perlahan kepada anak. Catatan terpenting, jangan pernah bertanya anak untuk memilih salah satu dari kedua orangtuanya.

"Begitu pengadilan selesai, anak sudah diputuskan ikut siapa, baru ngomong pelan-pelan. Jangan tanya anak mau ikut siapa! NO! Karena anak nggak akan pernah mau memilih," tegas Samantha.

"Lahir saja dia nggak milih, kan, dari kita orangtuanya. Jadi jangan suruh lagi dia memilih mau ikut siapa. Meskipun mereka sudah dewasa," lanjutnya.

Berapapun usia anak, jangan pernah tanya anak akan memilih siapa saat kedua orangtuanya bercerai. Namun, saat masalah dirasa tidak bisa ditangani kedua orangtua bagaimana cara menghadapi anak, maka bisa minta bantuan profesional untuk penanganannya.

Baca Juga: Terapi Ini Bisa Dilakukan untuk Anak dengan Orangtua Bercerai

"Beberapa yang saya temui, klien saya sudah SD bermasalah dengan belajar. Mamanya nggak pernah bilang, anaknya sekolah suka ngelamun. Apalagi pas diantar ayahnya. Dia selalu merenung. Memang perceraiannya terjadi waktu bayi dan ibunya menikah lagi saat dia TK. Jadi anak ini nggak pernah dijelasin. Tahunya dia adalah daddy-nya. Akhirnya dia merasa, kok gak mirip ya," cerita Samantha.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI