Mr P Melengkung Saat Tengah Ereksi, Normalkah?

Bimo Aria Fundrika Suara.Com
Selasa, 09 Juni 2020 | 22:05 WIB
Mr P Melengkung Saat Tengah Ereksi, Normalkah?
Mr P Melengkung Saat Tengah Ereksi, Normalkah? (Shutterstock)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Setiap pria memiliki penis dengan bentuk dan juga ukuran yang berbeda-beda.

Bahkan saat tengah ereksi, banyak pria yang mengalami alat vitalnya melengkung ke kiri atau ke kanan. Hal ini sebenarnya cukup umum dan normal.

Tetapi, seperti dilansir dari NHS, jika Anda memiliki lengkungan yang lebih signifikan pada penis yang dapat menyebabkan Anda sakit atau kesulitan berhubungan seks, kunjungi dokter umum .

Ini kadang-kadang bisa menjadi gejala penyakit Peyronie. Penyakit Peyronie menyebabkan penis menjadi melengkung ketika ereksi.

Baca Juga: Alamak! Ternyata Ada Pria Lahir Dengan Dua Penis, Gimana Hubungan Seksnya?

Ilustrasi penis / Mr P lelaki. (Shutterstock)
Ilustrasi Mr P Melengkung Saat Tengah Ereksi, Normalkah?. (Shutterstock)

Kondisi ini sebagian besar memengaruhi pria berusia di atas 40 tahun, meskipun bisa terjadi pada usia berapa pun.

Gejala-gejala penyakit Peyronie meliputi, area yang menebal atau benjolan keras (plak) di batang penis (jarang mendapatkan lebih dari satu plak), penis melengkung saat ereksi, nyeri pada penis, biasanya selama ereksi, hingga kehilangan panjang atau ketebalan penis.

Beberapa pria dengan kondisi ini merasakan sakit pada penis mereka, sementara yang lain tidak merasakannya.

Jika Anda merasa sakit, mungkin akan membaik seiring waktu.

Tetapi dalam kasus yang parah, lengkungan pada penis dapat membuat berhubungan seks menjadi sulit, menyakitkan atau bahkan tidak mungkin. Penyakit Peyronie juga dapat menyebabkan disfungsi ereksi.

Baca Juga: Dokter Temukan Cara Perbesar Penis Aman Dalam Satu Jam, Siapa Mau?

Penyebab penyakit Peyronie belum dipahami. Diperkirakan kondisi ini kadang-kadang terjadi setelah cedera pada penis saat ereksi, seperti ditekuk saat berhubungan seks, tetapi dapat berkembang tanpa sebab yang jelas.

Banyak pria tidak memerlukan perawatan, karena mereka tidak merasakan sakit atau kondisinya tidak mempengaruhi fungsi seksual mereka.

Kondisi ini terkadang dapat membaik tanpa perawatan.

Berbagai perawatan non-bedah tersedia, termasuk obat-obatan dan suntikan steroid ke daerah yang terkena.

Tetapi ada bukti terbatas tentang keefektifannya.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI