Penggunaan Masker Bisa Picu Hiperkapnia, Atasi dengan Cara Ini

Rabu, 10 Juni 2020 | 07:05 WIB
Penggunaan Masker Bisa Picu Hiperkapnia, Atasi dengan Cara Ini
Ilustrasi sarung tangan dan masker medis. (Pixabay/leo2014)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Penggunaan masker selama wabah virus corona Covid-19 dianggap bisa mengurangi asupan oksigen manusia. Pasalnya, seseorang akan menghirup lebih banyak karbon dioksida sampai menyebabkan hiperkapnia.

Kondisi ini bisa menyebabkan seseorang mengalami pusing, pingsan hingga seolah tercekik karena kekurangan oksigen.

Dilansir oleh Medical News Today, hiperkapnia lebih sering disebabkan oleh hipoventilasi atau gangguan pernapasan akibat tidak cukup oksigen yang masuk ke dalam paru-paru.

Hiperkapnia ini bisa memengaruhi semua orang, terutama orang yang memiliki penyakit paru obstruktif kronis atau COPD, asma dan merokok berat.

Baca Juga: Siapa yang Lebih Dulu Bisa Dapat Vaksin Covid-19 Kalau Sudah Ditemukan?

Adapun obat yang bisa membantu pernapasan orang dengan hiperkapnia, antara lain:

Ilustrasi masker. (Shutterstock)
Ilustrasi masker. (Shutterstock)
  1. Antibiotik untuk mengobati pneumonia atau infeksi pernapasan lainnya
  2. Bronkodilator untuk membuka saluran udara
  3. Kortikosteroid untuk mengurangi peradangan di saluran napas

Anda yang mengalami hiperkapnia juga bisa menjalani terapi oksigen secara teratur untuk mengirimkan oksigen ke paru-paru. Terapi oksigen ini bisa membantu menyeimbangkan kadar karbondioksida dalam darah.

Selain itu, Anda juga perlu mengubah gaya hidup untuk mengurangi gejala dan menghindari komplikasi akibat hiperkapnia. Dokter biasanya menyarankan perubahan diet dan aktivitas fisik.

Dokter juga akan mendorong orang dengan hiperkapnia untuk berhenti merokok dan paparan bahan kimia, debu serta asap.

Jika paru-paru atau saluran pernapasan rusak, Anda membutuhkan tindakan operasi. Ada dua pilihan. Pertama, operasi pengurangan volume paru-paru berfungsi untuk menghilangkan jaringan yang rusak. Ada pula operasi transplantasi paru-paru untuk menggantikan organ yang rusak dengan paru-paru sehat.

Baca Juga: Jubir WHO Tegaskan Wabah Virus Corona Covid-19 Belum Usai, Ini Sarannya!

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI