Suara.com - Setiap orangtua pasti akan khawatir ketika anaknya sakit, terutama saat mengalami sakit kejang demam.
Kondisi ini semakin membuat orangtua cemas jika anak masih berusia enam bulan sampai lima tahun.
Dokter spesialis anak Harijadi menjelaskan bahwa kejang demam bisa terjadi jika saat tubuh anak lebih dari 38 derajat celcius.
Tubuh akan mengalami kejang hingga kaku, mata akan nampak mendelik, dan anak tidak merespon saat dipanggil.
Baca Juga: Bayi Positif Corona di Batam Meninggal, Sempat Kejang-kejang hingga Mencret
Menurut Harijadi umumnya kejang demam terjadi kurang dari lima menit dan hanya terjadi sekali dalam waktu 24 jam.
Tetapi jika anak mengalami kejang demam berulang dalam waktu 24 jam, orangtua patut memperhatikan faktor tertentu.
"Tidak semua anak mengalami risiko kejang demam berulang. Faktor risiko anak mengelami kejang demam berulang kalau ada riwayat kejang demam atau epilepsi dalam keluarga, usia kurang dari 12 bulan karena semakin muda usia bayi saat terjadi kejang demam pertama akan makin berisiko berulang," kata Harijadi dalam webinar perayaan ulang tahun IDAI yang disiarkan langsung melalui kanal YouTube Primaku, Selasa (9/6/2020).
Ia menambahkan, semakin rendah suhu anak atau kurang dari 39 derajat celcius saat terjadi kejang, maka makin berisiko anak mengalami kejang demam.
Selain itu, jarak waktu yang singkat antara mulai demam dengan terjadi kejang dan apabila kejang demam pertama bayi langsung mengalami kejang demam kompleks.
Baca Juga: Kejang Akibat Gejala Neurologis, Awas Tanda Komplikasi Covid-19!
Hatijadi menjelaskan, kejang demam kompleks merupakan kejang yang terjadi lama atau lebih dari 15 menit atau hanya 5 menit tetapi berlangsung terus menerus dalam jeda waktu tertentu.