Penggunaan Masker Bisa Sebabkan Hiperkapnia, Ini Penjelasan Ahli

Selasa, 09 Juni 2020 | 13:51 WIB
Penggunaan Masker Bisa Sebabkan Hiperkapnia, Ini Penjelasan Ahli
Ilustrasi pria menggunakan masker (Pixabay/OrnaW)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Saat ini semua orang diharuskan memakai masker untuk melindungi diri dari penularan virus corona Covid-19. Tapi, penggunaan masker terlalu lama disebut bisa mengurangi asupan oksigen manusia.

Beberapa orang mengatakan penggunaan masker justru membuat mereka menghirup karbon dioksida. Kondisi ini bisa menyebabkan mereka pusing, pingsan hingga merasa seolah-olah tercekik.

Banyak orang juga khawatir tentang bahaya penggunaan masker, mengingat sedikitnya oksigen yang dihirup mungkin akan memengaruhi kesehatan.

Lincoln Park, seorang pengemudi di New Jersey yang menabrakkan mobilnya ke tiang mengaku kecelakaan ini disebabkan oleh maskernya.

Baca Juga: Catat! 5 Tips Penting Sembunyikan Lemak Perut Saat Gunakan Gaun Pengantin

Ia mengatakan penggunaan masker N95 terlalu lama telah membuatnya pingsan. Sebelumnya, seseorang juga bercerita pingsan di dalam mobil karena memakai masker yang mengurangi asupan oksigen melalui Facebook.

Ilustrasi Masker. (Pixabay.com/Vesna_Pixi)
Ilustrasi Masker. (Pixabay.com/Vesna_Pixi)

Tapi, pihak kepolisian masih belum meyakini 100 persen bahwa penggunaan masker N95 bisa menyebabkan kecelakaan. Kepolisian menduga ada faktor medis lain yang menyebabkan orang itu pingsan.

Menurut National Institutes of Health (NIH), penggunaan masker bisa sangat berbahaya meski kasus seperti itu jarang terjadi. Penggunaan masker terlalu lama bisa membuat orang menghirup banyak karbon dioksida (CO2) tingkat tinggi yang mengancam jiwa.

Kondisi itu mungkin bisa memicu hiperkapnia (toksitas karbon dioksida) yang juga bisa menyebabkan sakit kepala, vertigo, penglihatan ganda, kesulitan berkonsentrasi, tinitus, kejang hingga mati lemas.

Namun, Bill Carroll, seorang profesor kimia di Universitas Indiana, Bloomington mengatakan, kondisi itu bisa terjadi bila karbon dioksida yang dihirup dalam level tinggi. Jadi, karbon dioksida yang tinggi menyebabkan kerusakan dalam tubuh.

Baca Juga: Covid-19: Apakah Pandemi Turut Berkontribusi dalam Perusakan Hutan Tropis?

"CO2 hadir di atmosfer pada tingkat sekitar 0,04 persen. Jumlah itu berbahaya di atmosfer ketika lebih besar dari 10 persen," kata Bill Carroll dikutip dari Health.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI