Zimbabwe Hadapi Pandemi dalam Kemiskinan, Kelaparan, dan Kekeringan

Selasa, 09 Juni 2020 | 12:15 WIB
Zimbabwe Hadapi Pandemi dalam Kemiskinan, Kelaparan, dan Kekeringan
Warga Afrika Selatan mengenakan masker ketika wabah virus corona.[Anadolu Agency] (sebagai ilustrasi)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Menghadapi pandemi virus corona, Zimbabwe harus menelan lebih banyak beban. Pasalnya salah satu negara Afrika itu masih belum selesai dalam persoalan kemiskinan, kelaparan, dan kekeringan.

Selama lockdown sejak bulan Maret, ekonomi merosot. Padahal sebelum wabah, pengangguran sudah merajalela di Zimbabwe, salah satu negara termiskin di Afrika.

Dilansir dari South China Morning Post (SCMP), hampir 80 persen dari 14,5 juta warga bekerja di sektor informal, seperti pedagang kaki lima dan kios makanan.

Selain itu, Zimbabwe juga masih bergulat dengan dampak kekeringan dahsyat tahun 2019. Negara itu juga terdaftar di 109 dari 117 negara pada Indeks Kelaparan Global 2019.

Baca Juga: AII: Stop Diskriminasi dan Intimidasi Warga Serta Aktivis HAM Papua

Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) telah memperingatkan bahwa pandemi virus corona dapat mendorong jutaan orang di Afrika ke dalam kemiskinan ekstrem dan menyebabkan kelaparan.

Situasi telah memaksa orang-orang di Zimbabwe untuk mencari makanan di mana saja mereka bisa, bahkan sisa-sisa dari sampah.

PBB memperkirakan bahwa 7,7 juta orang, hampir setengah dari populasi negara itu adalah rawan kelaparan. Mereka tidak memiliki akses makanan bergizi dan terjangkau.

Lebih dari 4 juta warga hidup di daerah pedesaan dan jutaan di kota-kota bertahan hidup dengan kurang dari 1,25 USD (Rp 17.267) per hari.

Program Pangan Dunia (WFP) memimpin upaya kemanusiaan untuk memberi makan jutaan orang di Zimbabwe dan telah memperingatkan akan lebih banyak kekurangan pangan.

Baca Juga: Kemenparekraf dan 18 Kementerian Tingkatkan Indeks Daya Saing Wisata

Ilustrasi virus corona. [Shutterstock]
Ilustrasi virus corona. [Shutterstock]

"Dampaknya sangat signifikan di daerah perkotaan dan Covid-19 adalah salah satu faktor penyumbang utama," kata Eddie Rowe, direktur negara WFP Zimbabwe.

“Pemerintah telah mengunci bisnis dan kehidupan sehari-hari, kami tahu bahwa 80 persen populasi terlibat dalam kegiatan informal yang memungkinkan mengakses pendapatan harian untuk menopang kebutuhan makanan," tambahnya.

Rowe mengatakan WFP memperpanjang bantuannya hingga setidaknya April 2021.

“Pada Januari, kami membantu 2,7 juta orang dan kemudian meningkat menjadi 3,6 juta orang dari Februari hingga April yang mencakup 60 distrik pedesaan. Di daerah perkotaan kami membantu sekitar 100.000 orang dengan bantuan tunai bulanan di delapan domain,” kata Rowe.

WFP membutuhkan 260 juta USD (Rp 3,6 T) untuk terus memberikan bantuan makanan ke Zimbabwe hingga Desember 2020 dan bantuan tunai hingga April 2021.

Diperlukan 15 juta USD (Rp 208 M) untuk peralatan pribadi pelindung bagi para pekerja garis depan dan kampanye penyadaran.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI