Dokter: Demam Usai Imunisasi Hanya Terjadi Pada 25 Persen Anak

Senin, 08 Juni 2020 | 16:13 WIB
Dokter: Demam Usai Imunisasi Hanya Terjadi Pada 25 Persen Anak
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Demam jadi salah satu respon yang biasa terjadi pada anak usai mendapatkan imunisasi. Kondisi itu tak jarang membuat orangtua panik.

Padahal tak mesti demikian.

Ketua Bidang Humas dan Kesejahteraan Anggota Pengurus Pusat IDAI Prof. Dr. dr. Hartono Gunardi, Sp.A (K) mengatakan, demam usai imunisasi umumnya hanya dialami oleh sebagian kecil anak-anak.

"Demam terjadi karena respon terhadap tubuh. Jadi tubuh membentuk respon terhadap vaksin yang masuk ke dalam tubuh. Tidak semua anak yang diimunisasi mengalami demam hanya 25 persennya," kata prof Hartono dalam konferensi pers yang disiarkan kanal YouTube BNPB Indonesia, Senin (8/6/2020).

Baca Juga: Calon Murid SMA/SMK di Jatim 2020 Ambil PIN via Situs PPDB, Begini Caranya

Apalagi demam tinggi atau di atas 39 derajat celsius yang biasanya terjadi usai anak disuntik pentavalen, kemungkinan terjadi hanya satu persen.

"Jadi kalau ada 100 anak, yang demamnya 39 derajat hanya satu persen. Jadi jarang sekali. Demam juga biasanya hanya terjadi satu hari paling lama dua hari. Jadi jangan takut," ucapnya.

Orangtua bisa mengatasi demam tersebut dengan pemberian obat penurun panas.

Menurut Hartono, efek demam masih lebih ringan daripada anak tidak mendapat imunisasi dan justru rentan terinfeksi penyakit berbahaya, salah satunya campak.

"Kalau dia sakit campak, demam gak turun-turun, bisa radang otak karena virus campak bisa mengenai otak, menyerang paru-paru, sesak napas dan bisa diare berkepanjangan. Virus campak sangat ganas," ujarnya.

Baca Juga: Cerita Riswanto Warga Pluit yang Motor dan Perabotannya Teredam Banjir Rob

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI