Suara.com - Anak-anak menjadi pihak yang cukup menderita ketika orang tua mereka terlibat dalam urusan perselingkuhan, bahkan ketika orang tua berhasil menjaga rahasia perselingkuhannya.
Dilansir dari New York Times, sementara perselingkuhan sedang terjadi, anak-anak merasakan bahwa orang tua mengeluarkan energi emosional di luar keluarga.
Akibatnya, anak-anak mungkin menjadi cemas atau takut, mereka mungkin juga merasakan penolakan dan merasa telah melakukan sesuatu yang salah.
Bukti klinis dan penelitian terbaru menunjukkan bahwa perubahan halus dalam perilaku orang tua yang berselingkuh dapat mengganggu anak-anak.
Baca Juga: Anak Perawat Pasien Corona Dimudahkan Masuk SMA Negeri di Jawa Barat
Dilansir dari Huffpost, Annette Lawson seorang sosiolog yang berafiliasi dengan Institute for Research on Women and Gender di Stanford University, mengatakan berbagai penelitian menunjukkan perselingkuan telah meningkat, dengan 25 hingga 50 persen wanita yang sudah menikah dan 50 hingga 65 persen pria yang sudah menikah.
Para peneliti melaporkan, anak perempuan yang menyadari perselingkuhan ayahnya tampaknya tumbuh marah pada laki-laki dan tidak yakin hubungannya dengan mereka.
Ketika ibu berselingkuh, terapis mengatakan mereka mendeteksi reaksi yang berbeda pada anak-anak. Karena ibu masih paling sering dianggap sebagai fokus keluarga, seorang anak yang menyaksikan perselingkuhan berisiko kehilangan kepercayaan pada kelayakan pernikahan dan keluarga.
Sementara itu psikolog klinis Ana Nogales juga meneliti tentang dampak perselingkuhan orang tua pada anak-anak.
Penelitiannya mencerminkan 75 persen merasa dikhianati oleh orang tua mereka yang berselingkuh, 80 persen mengatakan itu memengaruhi sikap mereka terhadap cinta dan hubungan, dan 70 persen mengatakan mereka percaya itu memengaruhi kemampuan mereka untuk memercayai orang lain.
Baca Juga: Korupsi Bakamla, Dirut PT CMI Didakwa Rugikan Negara Rp 63 Miliar