FDA Ungkap Risiko Penggunaan Tabir Surya, Para Dermatolog Keberatan!

Senin, 08 Juni 2020 | 07:15 WIB
FDA Ungkap Risiko Penggunaan Tabir Surya, Para Dermatolog Keberatan!
Tabir Surya Semprot. (Shutterstock)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Badan Pengawas Obat dan Makanan AS (FDA) menyatakan, ada bahan kimia yang umum dalam tabir surya ditemukan pada darah manusia. Namun, para ahli dermatologi cukup keberatan atas temuan tersebut.

Dilansir dari Insider, sebuah studi kecil FDA yang diterbitkan di JAMA menemukan bahwa tubuh menyerap tingkat tinggi bahan aktif tertentu yang umum dalam tabir surya kimia. Bahan-bahan ini adalah avobenzone, oxybenzone, octocrylene, homosalate, octisalate, dan octinoxate.

Tetapi para dermatolog menyatakan bahwa penting untuk memahami apa yang ditemukan oleh penelitian FDA dan apa yang tidak.

"Hingga saat ini, tabir surya tidak dianggap sebagai masalah sama sekali," kata Rivka Stone, MD, asisten profesor di Departemen Dermatologi dan Bedah Kulit Phillip Frost di Fakultas Kedokteran Universitas Miami Miller.

Baca Juga: Sebanyak 15 RW di Jakbar Zona Merah, Warga Diisolasi Tak Boleh Bepergian

"Tapi apa yang mereka temukan adalah bahwa levelnya melebihi ambang batas karena kurangnya perhatian," tambahnya.

Bahan aktif tidak seharusnya diserap melalui kulit dan masuk ke aliran darah pada tingkat melebihi 0,5 nanogram per mililiter (ng/mL) tanpa pengujian lebih lanjut. Sementara dalam penelitian tersebut, para peneliti menemukan bahwa oksibenzon, ketika diterapkan setiap dua diserap pada level 258,1 ng / mL.

Oxybenzone memiliki tingkat penyerapan tertinggi, tetapi lima bahan aktif lainnya juga diserap dalam tingkat yang sangat tinggi.

"Penyerapan itu terjadi, tetapi tidak pada tingkat oxybenzone," kata Apple Bodemer, MD, seorang dokter kulit di UW Health.

Namun, tidak jelas apakah hal tersebut dapat menimbulkan risiko kesehatan.

Baca Juga: Catat, Masalah Kulit Ini Membolehkan Anda ke Dokter Kulit Saat Pandemi

"Beberapa bahan kimia ini sudah lama ada dalam produk perawatan," kata Bodemer.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI