Disebut Berhasil, Begini Cara Kuba Menekan Wabah Virus Corona

Minggu, 07 Juni 2020 | 18:45 WIB
Disebut Berhasil, Begini Cara Kuba Menekan Wabah Virus Corona
Dokter Kuba menerima bendera Kuba dan Italia saat upacara perpisahan sebelum berangkat ke Italia untuk membantu, di tengah meluasnya penyebaran virus COVID-19, di Havana, Kuba, Sabtu (21/3/2020). ANTARA FOTO/REUTERS/Alexandre Meneghini/AWW/djo
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Saat negara-negara di Amerika Latin disebut akan menjadi episentrum baru virus corona, Kuba malah menjadi salah satu negara yang paling berhasil.

Dilansir dari The Guardian, Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) telah mengidentifikasi Amerika Latin sebagai pusat baru pandemi corona. Tetapi selama dua bulan terakhir, kasus di Kuba telah menurun.

Kuba sejauh ini melaporkan 2.173 kasus yang dikonfirmasi dan 83 kematian.

Salah satu keberhasilan Kuba didukung dengan para dokter dan perawat yang dikerahkan untuk mendatangi lorong-lorong dan banyak distrik. Setiap jam 8-11 pagi, para petugas media mewawancarai warga mengenai keluhan mereka.

Baca Juga: Google Tengah Mencari Solusi Terkait Wallpaper Bahaya yang Viral

"Tidak jarang bagi kita untuk pergi dari pintu ke pintu seperti ini, kami pernah melakukannya di masa lalu ketika kami mengalami wabah demam berdarah," kata Liz Caballero, seorang dokter yang memantau distrik Vedado di Havana.

Negara telah memerintahkan puluhan ribu dokter keluarga, perawat, dan mahasiswa kedokteran untuk secara aktif menyaring semua rumah di Kuba untuk kasus Covid-19 setiap hari.

"Tidak ada negara lain di belahan bumi yang melakukan apapun yang mendekati ini," kata William Leogrande, profesor pemerintahan di Universitas Amerika, Washington DC.

"Seluruh organisasi sistem perawatan kesehatan mereka harus berhubungan erat dengan populasi, mengidentifikasi masalah kesehatan, dan segera mengatasinya saat itu juga," imbuhnya.

"Kami tahu secara ilmiah bahwa identifikasi cepat kasus, pelacakan kontak dan karantina adalah satu-satunya cara untuk menekan virus tanpa adanya vaksin, dan karena dimulai dengan pencegahan, sistem kesehatan Kuba sangat cocok untuk melaksanakan strategi itu," ujar Leogrande.

Baca Juga: Momen Lucu Gus Miftah dan Mbah Asrori, Kakek Milenial yang Hobi Bersedekah

Selain itu, semua orang yang dinyatakan positif di Kuba akan dirawat di rumah sakit. Orang-orang yang dicurigai membawa virus dimasukkan ke dalam pusat isolasi yang dikelola pemerintah kurang lebih selama 14 hari.

Pentingnya jaga jarak untuk menghindari droplet virus corona. (Shutterstock)
Pentingnya jaga jarak untuk menghindari droplet virus corona. (Shutterstock)

Gail Reed, pemimpin redaksi jurnal Medicc Review, percaya sistem kesehatan universal Kuba telah memungkinkan pemerintah untuk mengarahkan strategi terpadu daripada strategi yang terpecah-pecah.

"Kasus tanpa gejala diidentifikasi melalui pelacakan kontak, diikuti dengan tes antibodi dan ketika positif dilakukan tes PCR untuk konfirmasi," kata Reed.

Penelusuran dan isolasi ini cukup memungkinkan untuk Kuba karena sumber daya manusia yang mereka miliki.

Kuba memiliki rasio dokter per pasien tertinggi di dunia. Negara tersebut juga membelanjakan proporsi PDB-nya yang lebih tinggi untuk perawatan kesehatan daripada negara lain.

Penggunaan masker wajah di depan umum diwajibkan dan orang yang menolak memakainya dapat didenda atau bahkan dipenjara. Sementara itu, 28.000 mahasiswa kedokteran dimobilisasi untuk membantu dokter dan perawat mendeteksi gejala dan melacak kontak harus mematuhi jika mereka ingin lulus.

"Keberhasilan nyata mereka adalah menerapkan langkah-langkah kesehatan pada masyarakat," kata Reed. 

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI