Kekurangan Pasien Untuk Uji Klinis, Fujifilm Undur Pembuatan Obat Covid-19

Minggu, 07 Juni 2020 | 17:40 WIB
Kekurangan Pasien Untuk Uji Klinis, Fujifilm Undur Pembuatan Obat Covid-19
Ilustrasi vaksin COVID-19. [Shutterstock]
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Penelitian Fujifilm Holdings Corp tentang Avigan sebagai obat Covid-19 kembali diundur hingga Juli.

Pengunduran itu terjadi karena peneliti mengaku kekurangan pasien untuk dilakukan uji coba.

"Ada kemungkinan bahwa uji klinis akan berlanjut pada bulan Juli," kata juru bicara Fujifilm, Minggu (7/6/2020).

Perdana Menteri Jepang Shinzo Abe sebelumnya telah menyayangkan obat tersebut belum dapat persetujuan karena uji klinis yang belum selesai pada akhir.

Baca Juga: Google Tengah Mencari Solusi Terkait Wallpaper Bahaya yang Viral

Tetapi para peneliti hanya bisa mendapatkan sekitar 70 persen dari pasien yang dibutuhkan untuk uji coba. Selain itu butuh 28 hari untuk mendapatkan hasil tes dan proses akan berlanjut sampai setidaknya Juli, kata harian bisnis Nikkei, mengutip sumber yang tidak disebutkan namanya.

Juru bicara perusahaan mengatakan, Fujifilm tidak membuat rincian publik tentang kemajuan uji klinis tetapi telah memperluas jumlah lembaga medis yang bekerja sama dalam uji coba. 

"Kami bertujuan untuk menyelesaikan uji klinis sesegera mungkin," katanya dikutip dari Reuters.

Selain Fujifilm, banyak negara juga memfokuskan diri pada obat-obatan untuk  Covid-19 seperti remileze antivirus Gilead Sciences Inc. (GILD.O) dan beberapa menggunakan obat anti-malaria, hydroxychloroquine, seperti yang digembar-gemborkan oleh Presiden AS Donald Trump. 

Perdana Menteri Jepang Abe berusaha Avigan, atau yang juga dikenal sebagai Favipiravir, bisa menjadi kandidat sebagai obat virus corona tersebut.

Baca Juga: Ini Daftar 10 Provinsi dengan Jumlah Pasien Sembuh Covid-19 Terbanyak

Negara-negara yang telah berhasil mengendalikan infeksi kadang-kadang menemukan kesulitan untuk mempertahankan uji klinis karena berkurangnya ukuran sampel untuk pasien.

Jepang telah menghindari ledakan wabah virus corona yang terjadi di beberapa negara lain. Hingga saat ini kasus yang terkonfirmasi sekitar 17.103 dan pasien sembuh sebanyak 15.079 orang.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI