Penjelasan Ilmiah Ekstrovert dan Introvert, Mana yang Lebih Baik?

Minggu, 07 Juni 2020 | 13:28 WIB
Penjelasan Ilmiah Ekstrovert dan Introvert, Mana yang Lebih Baik?
Ilustrasi introvert dan extrovert (Shutterstock)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Anda tentu pernah mendengar dua kepribadian introvert dan ekstrovert. Sebenarnya, perbedaan utama dari keduanya adalah bagaimana cara mereka mengisi energi kembali.

Sementara seorang ekstrovert akan bersemangat saat bersama banyak orang, si introvert justru merasa energinya terkuras, itulah sebabnya mereka akan cepat merasa lelah. Intovert membutuhkan waktu sendiri untuk mengisi energinya.

Kedua istilah ini pertama kali diciptakan oleh psikolog Carl Jung pada awal 1900-an, tetapi psikolog Hans Eysenck yang lebih jauh menguraikannya pada 1950-an hingga 60-an.

Dilansir Science Alert, pada dasarnya, Eysenck menggambarkan ekstrovert dan introvert dengan garis dasar gairah mereka. Introvert membutuhkan lebih sedikit rangsangan untuk menjadi puas, sedangkan ekstrovert membutuhkan sedikit lebih banyak kegembiraan.

Baca Juga: Pandemi Virus Corona Picu Agoraphobia Karena Kecemasan, Ini Kata Psikolog!

Misalnya, seorang introvert mungkin akan puas hanya dengan bersepeda santai, sedangkan ekstrovert lebih ingin pergi berjalan untuk mendapatkan kesenangan.

Ilustrasi introvert dan ekstrover. (Shutterstock)
Ilustrasi introvert dan extrovert (Shutterstock)

Tim dari AsapSCIENCE mengungkap ternyata ada cukup banyak penelitian yang menunjukkan memang ada kesenjangan dari cara berpikir dan merasa antara introvert dan ekstrovert.

Penelitian telah menemukan korteks prefrontal yang lebih tebal pada introvert dibandingkan dengan ekstrovert, yang berhubungan dengan pemikiran dan perencanaan yang lebih dalam. Ini menunjukkan bahwa introvert kurang impulsif daripada ekstrovert.

Itu bisa menjadi hal yang baik, tetapi juga bisa membuat orang introvert lebih rentan terhadap kecemasan dan depresi.

Studi neurologis juga menunjukkan extrovert merespon lebih kuat terhadap hadiah daripada introvert. Misalnya, hormon dopamin yang diaktifkan lebih kuat ketika ekstrovert memenangkan kompetisi, dibandingkan introvert.

Baca Juga: Rentan Berantem dengan Pasangan Saat di Rumah Aja? Simak Tips dari Psikolog

Ekstrovert juga memiliki lebih banyak aktivasi dopamin ketika mereka terhubung dengan manusia lain. Dengan kata lain, introvert tidak memerlukan interaksi sosial sebanyak ekstrovert untuk merasa lebih baik.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI