Suara.com - Pemeriksaan Covid-19 masih terus dilakukan secara masif. Jika sebelumnya pemerintah menargetkan memeriksa 10.000 spesimen per hari, setelah itu tercapai, target pun dinaikkan menjadi 20.000 spesimen per hari.
"Kita mengupayakan target 20.000 spesimen sehari harus kita kejar, karena sarana untuk melaksanakan ini berupa laboratorium dan sebagainya, cukup dan sudah tersebar di banyak tempat," ujar Juru Bicara Pemerintah untuk Covid-19, Achmad Yurianto di Graha BNPB, Jakarta Timur, Jumat (5/6/2020).
Untuk mempercepat target itu, selain mengaktifkan 101 laboratorium di seluruh Indonesia dengan standar Biosafety Level (BSL) II, pemerintah juga sudah mengaktifkan mesin tes cepat molekuler (TCM) yang sebelumnya digunakan untuk mendiagnosis TBC.
"Kami sudah mengaktifkan 66 mesin tes cepat molekuler yang berada di semua kabupaten kota di tanah air," ungkap Yurianto.
Baca Juga: Pemerintah akan Rekrut Banyak Relawan untuk Kejar Target 30 Ribu Spesimen
Menurut Dirjen P2P Kemenkes RI itu, keberadaan mesin TCM sangatlah membantu sebagai salah satu tulang punggung, sebagai jembatan antara kebutuhan alat tes dan rumah sakit.
Beberapa rumah sakit lokasinya cukup jauh dengan laboratorium BSL II, jadi TCM bisa mengisi kekosongan.
"Semakin kita memperpendek, oleh karena itu maka target kita untuk mengejar terus sampai dengan 20.000 ini akan selalu kita upayakan dengan sungguh-sungguh dan kami semakin memperbaiki sistem pelaporan," terangnya.
Sedangkan per hari ini, pemerintah sudah memeriksa sebanyak 13.333 spesimen, sehingga total spesimen yang sudah diperiksa sejak awal wabah ini merebak di Indonesia ada 380.974 spesimen dari 256.810 orang.
Dari total data itu, didapatkan 29.521 orang dinyatakan positif, tapi ada 9.443 yang sudah sembuh dengan pemeriksaan 2 kali negatif, dan sebanyak 1.770 terpaksa harus meninggal dunia.
Baca Juga: Badan POM Siapkan Lab, Bantu Uji Spesimen Covid-19 di Daerah
Pemerintah juga sudah memantau sebanyak 449.320 orang dalam pemantauan (ODP), yang kini masih ada sebanyak 49.320 ODP yang masih dipantau. Ada juga pasien dalam pengawasan (PDP) yang masih diawasi sebanyak 13.592 orang.