Suara.com - Orang dengan riwayat penyakit kronis lebih berisiko terinfeksi dan meniggal akibat virus corona Covid-19. Tapi, orang dengan tekanan darah tinggi memiliki risiko 2 kali lipat meninggal dunia akibat Covid-19.
Bahkan orang yang tidak minum obat untuk mengendalikan tekanan darah tingginya memiliki tingkat risiko lebih besar lagi.
Para peneliti telah mengamati hampir 3.000 pasien yang menjalani perawatan di rumah sakit Wuhan antara Febuari dan Maret 2020.
Profesor Fei li sebagai ketua studi mengatakan pasien yang memiliki tekanan darah tinggi harus merawat dirinya sendiri dan membutuhkan perhatian lebih oleh petugas medis.
Baca Juga: Duh, Anak Lelaki Kok Suka Main Boneka? Ini Kata Pakar!
Studi ini menemukan bahwa hampir setengah dari pasien yang meninggal karena Covid-19 memiliki tekanan darah tinggi. Karena itu, pasien dengan tekanan darah tinggi perlu menyadari risikonya.
Peneliti lain percaya obat yang digunakan untuk mengatasi tekanan darah tinggi bisa membuat orang lebih rentan terhadap penyakit. Karena, obat itu membantu virus corona Covid-19 memasuki sel dalam tubuh.
Namun, mereka menyarankan pasien tidak boleh menghentikan atau mengubah pengobatan antihipertensi yang biasa mereka jalani.
"Beberapa peneliti meningkatkan kekhawatiran bahwa inhibitor RAAS mungkin memfasilitasi masuknya virus corona Covid-19 ke dalam sel dan membuat orang lebih rentan terhadap virus," kata Profesor Ling Tao dikutip dari The Sun.
Jika Anda memiliki tekanan darah tinggi, Anda mungkin tidak tahu tentang kondisinya. Karena itu, tekanan darah tinggi sering disebut "silent killer".
Baca Juga: Peneliti Temukan Teknologi untuk Deteksi Covid-19, Begini Cara Kerjanya!
Adapun tanda-tanda dari tekanan darah tinggi, meliputi sakit kepala parah, kelelahan dan kebingungan, masalah penglihatan, nyeri dada, sulit bernapas, detak jantung tak teratur, darah dalam urine dan rasa berdebar di bagian telinga.