Hidroksiklorokuin Tidak Cegah Virus Corona, Dokter Donald Trump Ngeyel

Kamis, 04 Juni 2020 | 14:31 WIB
Hidroksiklorokuin Tidak Cegah Virus Corona, Dokter Donald Trump Ngeyel
Ilustrasi hidroksiklorokuin (Freepik)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Pada pertengahan Mei 2020 lalu Presiden Amerika Serikat Donald Trump mengaku rutin mengonsumsi obat anti-malaria hidroksiklorokuin untuk mencegah tertular virus corona.

Akibatnya, Badan Pengawas Obat dan Makanan AS (FDA) melunakkan sikapnya terhadap obat ini. Padahal, beberapa penelitian menunjukkan obat ini juga tidak ampuh dalam mengobati Covid-19.

Hingga sebuah studi baru oleh peneliti dari University of Minnesota menunjukkan hidroksiklorokuin tidak dapat mencegah infeksi virus.

David Boulware, ahli penyakit menular dan profesor kedokteran di University of Minnesota sekaligus penulis dari studi ini, mengatakan dokter pribadi Trump sempat mengiriminya surel pada 9 Mei.

Baca Juga: India Pakai Obat Herbal untuk Atasi Virus Corona Covid-19, Ini Kata Ahli!

Sang dokter meminta pendapat tentang konsumsi hidroksiklorokuin sebagai pencegahan, dan menanyakan tentang hasil penelitian serta dosis yang diambil oleh subjek penelitian.

Presiden AS Donald Trump berbicara dalam jumpa pers penanganan pandemi COVID-19 di Gedung Putih, Washington, 19 Mei 2020. [AFP]
Presiden AS Donald Trump berbicara dalam jumpa pers penanganan pandemi COVID-19 di Gedung Putih, Washington, 19 Mei 2020. [AFP]

Dilansir CNN Internasional, Boulware mengaku telah menasehati dokter Trump bahwa tidak ada penelitian yang menunjukkan obat tersebut bekerja secara preventif dan mengatakan subjek dalam penelitiannya mendapat efek samping, kebanyakan masalah pencernaan seperti mual dan muntah.

"Saya tahu mereka mungkin akan mengabaikan apa yang saya katakan karena Gedung Putih telah berbicara tentang hidroksiklorokuin selama berminggu-minggu," katanya.

Penelitian University of Minnesota adalah uji coba kontrol klinis acak tersamar ganda, yang dianggap sebagai standar emas dalam kedokteran.

Boulware dan rekannya meneliti hasil dari 821 subjek yang terpapar Covid-19 dari AS dan Kanada, rerata usia 40 tahun.

Baca Juga: Para Peniliti di Afrika Uji Coba Vaksin Tuberkulosis untuk Obat Covid-19

Sekitar setengah dari subjek ditugaskan mengonsumsi hidroksiklorokuin selama lima hari, dan lainnya mengonsumsi plasebo.

Setelah dua minggu dipantau, di antara pasien yang menggunakan hidroksiklorokuin, 40% melaporkan efek samping, dibandingkan dengan 17% dari mereka yang menggunakan plasebo. Mual, sakit perut, dan diare adalah bagian dari efek samping yang paling umum, dan tidak ada efek samping yang dianggap serius.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI