Suara.com - Bahaya untuk Anak, Dokter Sebut Vape Tak Bikin Orang Berhenti Merokok
Penggunaan vape pada anak-anak tidak membuatnya menjauhi rokok. Dokter mengatakan, anak-anak justru bisa menjadi pengguna vape sekaligus perokok. Waduh!
Tak sedikit perokok yang mengaku sulit berhenti merokok meski tahu bahaya yang ditimbulkan produk tembakau tersebut.
Alih-alih berhenti jadi perokok aktif, mereka justru beralih ke vape dengan alasan agar bisa menghentikan kecanduan terhadap rokok.
Baca Juga: Tidak Lebih Baik dari Rokok, Vape Juga Memiliki Risiko Tinggi Bagi Mulut!
Dr. Darmawan Budi Setyanto, Sp.A(K) mengatakan bahwa rokok dan vape memiliki bahaya yang sama bagi kesehatan.
"Mereka membungkus diri ini tidak seberbahaya rokok dan jadi alternatif agar berhenti merokok. Itu adalah janji palsu yang sering dilontarkan. Pada kenyataannya vaping tidak menyebabkan orang berhenti merokok. Justru jadi dua user," kata Darmawan dalam Webinar yang dilaksanakan IDAI, Rabu (3/6/2020).
Iklan dan promosi vape yang dilakukan secara gencar itu, menurut Darmawan, memikat orang agar tertarik. Terlebih dengan tambahan berbagai rasa yang busa memikat anak-anak.
"Jadi ini istilahnya musang berbulu ayam. Jadi dia membungkus diri dengan lebih halus kemudian ditambah perasa segala macam sehingga menimbulkan ketertarikan terutama pada pengguna anak-anak," ucapnya.
Segala apa pun produk tembakau yang dibakar, entah rokok konfensional, shisa, maupun vape, Darmawan menegaskan bahwa seluruhnya memiliki tingkat bahaya yang sama. Ia menjelaskan, kandungan nikotin yang tersapat pada setiap produk tembakau itu lah yang menjadi bahaya bagi tubuh.
Baca Juga: Selain Rokok, Shisha dan Vape Juga Dapat Tingkatkan Risiko Covid-19
"Banyak kajiannya bahwa vape bentuk lain dari rokok dan kandungan utama pada vape adalah nikotin. Ini lah inti bahayanya karena yang bikin kecanduan, adiksi. Kalau udah adiksi dia sulit melepaskan diri. Kandungan utama dari vape itu nikotin dan ditambah zat kimia yang tidak kalah berbahaya," ucapnya.